Bab 715
"Kamu kubur di mana guci abu itu?" Dia menanyakan hal ini dengan sangat tiba-tiba hingga aku sontak terdiam.
Senyum tipis tersungging di wajah pucat Mario. "Jangan takut, aku nggak bermaksud apa-apa."
Sambil berkata begitu, dia mengerahkan tenaga untuk bangkit. Aku tahu dia ingin bicara dengan lebih dekat, jadi aku segera mencondongkan telingaku ke depannya. Dia berbisik, "Ingat, ada sebuah kolektor di dalam guci abu itu. Banyak data di ponselku sudah disinkronkan ke kolektor itu. Kalau terjadi sesuatu padaku, ambil kolektor itu dan laporkan ke polisi."
Aku terkejut. Ternyata guci abu itu menyimpan rahasia sebesar ini.
Guci itu diberikan Hera padaku, jadi apakah Hera juga tahu?
Saat mengingat Hera, aku jadi sedikit cemburu. "Kenapa kamu nggak minta Hera yang urus hal ini?"
Mario tertawa kecil. "Di saat seperti ini, kamu masih bisa cemburu?"
Aku hanya mendengkus sebagai tanggapan. Mario lantas menjelaskan, "Dia hanya rekan seperjuanganku, aku nggak punya perasaan sedikit pun padanya. La

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link