Bab 748
Apa lagi yang ingin dia katakan padaku selain pengaturan untuk pemakamannya kelak?
"Om nggak perlu bahas hal itu. Percayalah, Om nggak akan kenapa-kenapa," ujarku untuk menenangkannya.
Namun, bujukanku tidak ada gunanya. Dia tetap menjelaskan tentang aset miliknya, beberapa properti tetap, serta tentang kewajiban sosialnya padaku.
Dia jelas sedang menyampaikan wasiatnya. Meskipun kami tidak terlalu dekat, aku tetap sedih menghadapi perpisahan yang akan datang.
Menyadari kesedihanku, dia masih menghiburku dengan lembut, "Chloe, setiap orang pada akhirnya akan pergi. Saat hari itu tiba, kamu jangan sedih, karena aku dan bibimu akan berkumpul dengan Yuna. Keluarga kami bisa bersama lagi, itu hal yang menggembirakan."
Saat ini aku baru menyadari betapa kesepian dan sedihnya dia setelah ditinggal mati putrinya. Setiap hari yang harus dijalaninya pasti terasa sangat menyiksa.
Meskipun dia tidak pernah mengungkitnya, dia selalu memendam kerinduannya pada Yuna.
Hatiku terasa sangat sesak. Aku

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link