Bab 36
Siana juga wanita yang berani. Dia melompat, lalu menggunakan kukunya, dia mencakar leher Danny hingga terluka.
Dia bahkan mengancam, jika Danny berani memberikan uang itu pada Tomi, dia akan membawa anaknya pergi, membuat Danny tidak bisa lagi melihat anaknya.
Siana bisa berkuasa di rumah justru karena dia melahirkan anak laki-laki untuk Danny. Di desa, kalau keluarga tidak punya anak laki-laki, akan mudah ditertawakan orang, saat tua nanti tidak ada yang mengurus pemakamannya.
Setelah meninggal, di atas makam bahkan tidak ada seorang pun yang membakar kertas arwah.
Siana menangis sambil memaki, sementara putra mereka, Jodi, juga ikut menangis.
"Anakku, kenapa nasib Ibu dan kamu begitu malang. Keluarga sendiri sudah begitu miskin sampai nggak bisa makan, ayahmu masih saja pura-pura gagah. Apa dia mau bikin kita berdua mati kelaparan!"
Danny marah sekali. Katanya, uang itu dipinjamkan ke rumah adiknya, mereka bukannya tidak akan membayar. Siana menangis dan ribut begitu buat apa? Kalau

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link