Bab 259
"Kakak Pertama, kamu bisa kirim orang buat periksa rekaman pengawas di kafe itu!"
Nando melihat ke Sania dan menjelaskan, "Kamera pengawas di kafe bisa membuktikan apa yang aku ucapkan, juga bagaimana dia berlutut dan memohon."
Sania merasa cemas dan tidak berani mengangkat kepala, dia panik hingga keringat dingin mengalir di dahinya.
Darren mengerutkan kening, "Nando, aku percaya ucapan kamu sekali lagi. Kalau rekaman pengawasan yang ada kali ini nggak bisa buktikan ucapan kamu, jangan salahin aku kalau aku nggak percaya kamu."
"Oke."
Nando dengan dingin menjawab, "Sania, sekarang kamu masih gak mau ngaku?"
"Kak, apa yang aku katakan adalah kebenaran."
Sania tidak berani menatap mata Nando, tetapi dia tidak mungkin mengakuinya.
Jika rekaman pengawasan benar-benar ada, dia harus memikirkan alasan yang cocok.
Sekarang sudah kehilangan kepercayaan Kak Nando, tidak boleh kehilangan kepercayaan Kak Darren.
Mungkin dia harus menghubungi orang itu, Sania membawa nampan buah, "Kak Darren, aku

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link