Bab 362
Nindi membalas dengan tanda elipsis berjajar.
Cakra melirik sekilas, lalu meletakkan ponselnya dan melanjutkan perjalanan pulang dengan suasana hati yang cukup bahagia.
Mengingat kembali pesan balasan itu, Nindi tidak bisa menahan diri untuk mengirimkan balasan berupa stiker wajah babi yang dipukuli.
Padahal, kalimat yang pria itu ucapkan jelas tidak menyelipkan maksud apa pun.
...
Keesokan harinya, dering ponsel membangunkan Nindi.
Pagi itu, Nindi tidak ada jadwal kuliah. Jadi, gadis itu berencana tidur lebih lama.
Dia terbangun oleh suara gaduh. Bicaranya pun terdengar sangat kesal. "Siapa, sih?"
"Nindi, nggak kusangka kamu sekejam itu. Harus sampai aku hancur lebur, ya? Semua fitnah yang kudapat, kenapa harus sampai ke telinga media, sih? Aku harus hancur dulu biar kamu puas?"
Suara Leo dipenuhi amarah.
Nindi duduk tegak, lalu menguap malas sebelum membalas, "Kamu gila? Kapan aku mengekspos itu ke media, sih?"
"Coba lihat berita E-Sport sekarang. Selain kamu, siapa lagi yang akan me

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link