Bab 474
Brando mengangguk, setuju dengan pendapat Nindi, "Itu benar, aku juga ingat dengan jelas. Naskah ini sudah mengalami banyak revisi dan dibahas berkali-kali."
Dengan Brando mendukung Nindi, ucapan Sania barusan langsung terdengar semakin palsu dan tak berdasar.
Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik.
"Yang paling menyebalkan di industri ini adalah ketika kita sudah bekerja keras menulis naskah, tapi pada akhirnya harus mencantumkan nama orang lain."
"Benar sekali! Kenapa hasil kerja keras kita harus dibagi dengan orang lain? Benar-benar nggak tahu malu."
Mata Sania memerah ketika mendengarnya. Dia menggigit bibirnya, tanpa tahu harus berkata apa. Pada akhirnya, dia hanya bisa menatap Darren dengan tatapan memohon.
Darren menatap Brando dengan serius, "Aku jelas melihat sendiri bagaimana Sania juga ikut serta dalam proses penulisan naskah ini. Kalian nggak bisa begitu saja menghapus namanya."
Brando menatap Darren tanpa ragu, "Kak, aku tahu kamu ingin Sania mendapatkan sedikit penga

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link