Bab 501
Saat Nindi mengeluarkan ponselnya, seisi ruangan seketika menjadi senyap.
Sania gemetar hebat karena ketakutan, lalu ia memalingkan wajah ke arah Darren dan berkata, "Kak Darren, aku mau istirahat dulu. Aku nggak mau ada di sini dan melihat pengurus rumah yang menjijikkan itu."
"Tunggu dulu, nggak usah buru-buru pergi," ucap Brando.
Brando sengaja menghadang jalan Sania. "Barusan kamu percaya diri banget gitu, kenapa sekarang tiba-tiba takut dan malah mau kabur?"
Baru saja ia bersikap percaya diri untuk menjebak Nindi, setelah ada bukti video, ia justru hendak melarikan diri.
Tatapan Sania tampak begitu gelisah. "Bukannya kebenarannya sudah jelas, ya? Aku yang jadi korbannya. Toh, Nindi juga baik-baik saja, 'kan?"
Kenapa terus mempersoalkan dia?
Nindi segera memutar rekaman video itu. Meskipun pencahayaannya redup, tetap terlihat jelas 'pengurus rumah tengah menindih tubuh Sania'.
Darren tampak mengalihkan wajahnya. "Kerasin saja suaranya," perintahnya.
Bagaimanapun, sebagai kakak tert

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link