Bab 725
Nindi berada di kamar orang tuanya untuk beberapa saat, barulah dia keluar dan menutup pintunya dengan rapat.
Dia mendengar suara tangis dan teriakan Sania dari arah sana, jelas sekali bahwa dia tidak menyetujui perihal pertukaran kamar.
Nindi dalam suasana hati yang cukup baik.
Bagaimanapun juga, selama perempuan licik merasa kesal, dia justru merasa puas.
Nindi menatap dengan sorot mata dingin, esok perempuan licik itu tidak akan bisa tersenyum lagi.
Dia lantas berbalik dan kembali ke kamarnya, bahkan mengunci pintu dari dalam.
Setelah Nindi memeriksa seisi ruangan dan memastikan tidak ada alat pemantau, barulah dia merasa tenang dan menghubungi Mia. "Semuanya sudah siap, 'kan? Besok Kak Darren bakal kirim uangnya."
"Semuanya sudah siap, begitu Sania mulai pakai uang perusahaan, kita bisa melacak lewat rekeningnya dan tangkap pelakunya," ucap Mia.
"Bagus, besok CEO PZ Grup juga bakal datang. Dia orang yang misterius banget, jadi mumpung ada kesempatan, kita bisa menyelidikinya dengan

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link