Bab 794
Nindi menoleh ke arah Darren dan Nando, "Cari seorang pelukis."
Nando mengangguk, "Aku kenal seorang dosen dari akademi seni. Biar dia yang melukis."
Nindi lalu menatap Sania, "Lukisan ayahmu ini … akan menunjukkan sikapmu."
"Apa maksudmu?"
"Kalau lukisannya mirip wajah ayahmu, berarti perkataanmu selama ini benar. Tapi kalau hasilnya beda jauh, artinya kamu bohong. Bisa jadi kamu selama ini memang berpihak pada ayahmu."
Nindi menatap Sania dengan sorot penuh selidik.
Sosok licik itu jelas-jelas terlihat gugup.
Saat itu juga, Darren tiba-tiba menatap Nindi tajam, "Jangan-jangan kamu sebenarnya sudah menangkap ayah Sania, lalu sekarang lagi mengujinya?"
Nindi menyunggingkan senyum dingin, "Tebaklah sendiri."
Darren mengerutkan kening, "Nindi, ini bukan waktu yang tepat buat bercanda seperti ini."
Sania yang mendengarnya seketika menegang, seraya menatap Nindi dengan ketakutan, 'Apa si jalang ini benar-benar mau mengujiku?' batin Sania.
Jika tadi Sania berencana berbohong, bukankah sekar

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link