Chapter7
Widodo sepertinya sedikit kesal dengan tingkah Yulia, tetapi dia tetap tersenyum sambil berkata, "Yulia, kamu datang lagi untuk ikut bersenang-senang. Cepat kembalilah, aku dan Tasya ada urusan yang harus dibicarakan."
Wajah Yulia langsung memucat. Dia menggigit bibirnya, menatapku dengan penuh amarah, lalu berbalik untuk pergi.
Setelah Yulia pergi, senyum Paman Widodo menjadi makin lebar. Dia merangkul pinggangku, lalu berkata, "Tasya, kamu sungguh cantik. Sekeras apa pun Yulia berusaha, dia nggak bisa dibandingkan dengan setengah dirimu. Apa kamu tahu? Kamu adalah gadis dengan tubuh paling sempurna yang pernah aku lihat."
Aku terkekeh mendengar kata-katanya. Wajahku memerah, tetapi diam-diam aku merasa bangga.
Aku bertanya dengan rasa ingin tahu, "Yulia begitu antusias, apakah kalian ...."
Paman Widodo langsung memotongku, "Jangan terlalu banyak berpikir. Dia hanya seorang gadis kecil yang ingin menyenangkan hatiku. Tapi dia memang cantik, hanya saja ...."
Paman Widodo berhenti sejen

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link