Bab 107
Melihat beberapa helai rambut jatuh di dahi mulus Sania, Bernard pun mengangkat tangan dan menyekanya dengan lembut.
Di bawah cahaya lampu, Bernard baru menyadari betapa cantiknya Sania saat tertidur. Kulitnya putih dan bulu matanya lentik.
Saat Sania terbangun lagi, langit sudah sepenuhnya gelap.
Di luar balkon, samar-samar terdengar suara percakapan dan musik yang cukup heboh.
Eh?
"Kok aku bisa tidur di ranjang?" batin Sania.
Dia ingat bahwa dia jelas-jelas tertidur di kursi malas di ruang kerja tadi sore.
Dia perlahan-lahan menopang tubuhnya untuk duduk, lalu mencoba menggerakkan kaki kanannya.
Di pergelangan kaki masih terasa sedikit sakit, tetapi sudah bisa diberi sedikit tenaga. Bengkaknya juga sudah berkurang banyak.
Dia berjalan perlahan-lahan ke balkon sambil memegang pagar pembatas untuk melihat ke luar.
Api unggun berkobar di halaman vila. Sekelompok orang berpakaian santai dan mengenakan topi jerami berkumpul mengelilingi api unggun, sambil bernyanyi dan menari. Suasananya

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link