Bab 151
Ketukan pintu yang cepat dan keras seolah-olah ingin merobohkan pintu, sangat mengganggu ketenangan di dalam kamar.
Sania dengan gelisah mengerutkan kening. Dia duduk dari tempat tidurnya dan dengan enggan berjalan menuju pintu.
Begitu pintu dibuka, seseorang bertubuh tinggi melesat masuk dengan tiba-tiba.
Ternyata Bernard!
Pria itu langsung memeluk Sania yang belum sempat bereaksi dengan erat, bibirnya yang panas langsung menempel pada bibir Sania.
Ciumannya terasa mendesak dan kasar, seperti sebuah penjarahan yang tidak bisa dilawan. Ciumannya bagaikan magma yang telah terkurung selama berabad-abad, lalu menemukan sebuah jalan keluar dan siap untuk meletus.
Sania terkejut oleh serangan mendadak ini.
Dia memberontak sekuat tenaga, tangannya refleks mendorong dada pria itu, tetapi dia malah menyentuh lengannya.
Dia merasakan sesuatu yang basah dan lengket, aroma darah yang kuat menyelimuti ujung hidung.
Sania langsung menundukkan kepalanya.
Sania pun kaget!
Kemeja biru berkualitas ting

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link