Bab 190
Sania menggenggam pisau dengan mantap, matanya menatap Riko dengan dingin dan penuh tekad.
"Kamu tahu, Kak Riko, tak seorang pun bisa menghentikanku kalau aku sudah memutuskan," ujarnya tenang tapi tegas, "Aku tahu jenis luka apa yang bisa membuat seseorang mati dengan cepat. Kalau kamu nggak mau melihatku mati di sini, biarkan aku pergi."
Riko benar-benar panik. Saat melihat goresan merah di leher Sania, jantungnya serasa ingin lepas.
"Baik! Aku akan membiarkanmu pergi! Aku nggak akan memaksamu!" Dia buru-buru mengangkat kedua tangan, memberi isyarat bahwa dia tidak mengancam. "Sania, turunkan dulu pisaumu!"
Sania tetap tenang, tanpa sedikit pun goyah. "Suruh Sarah mengantarkan Reagen Nomor 13 padaku."
"Iya! Aku akan segera memintanya untuk mengirimkannya!"
Riko segera mengambil telepon internal dan memerintahkan dengan suara gemetar.
Tak lama kemudian, Sarah datang membawa kotak isolasi medis kecil. Melihat suasana di kantor, wajahnya pucat pasi.
Di dalam kotak, sebuah reagen berwarn

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link