Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 192

Sania masuk ke dalam kamar. Seisi kamar seketika dipenuhi oleh aroma yang sangat khas. Aroma itu berbeda dari wangi bunga mana pun, namun anehnya memiliki kekuatan menenangkan hati. Konon, indera penciuman adalah bagian yang paling primitif bagi manusia, di mana respons emosional datang lebih dahulu sebelum penilaian kognitif. Saat sedih, mencium aroma ini bisa menenangkan perasaan dengan cepat. "Bernard," panggilnya pelan. Meski Sania bisa merasakan tubuh Bernard sedikit bergetar, pria itu tetap menunduk. Sania tak pernah menyangka Bernard bisa terlihat begitu putus asa dan terpuruk. Jelas, pukulan yang dibawa Riko kali ini cukup berat baginya. Sania menarik napas dalam-dalam, lalu dengan suara dingin, kembali melontarkan kata-kata yang memprovokasi. "Bernard, apa kamu mengaku kalah?" "Kalah pada Riko?" "Kalah pada dunia ini?" "Lalu, benar-benar keluar dari dunia medis, seperti kura-kura yang menyembunyikan kepalanya?" Mata Bernard yang tadinya kosong kini dipenuhi kebencian yang memb

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.