Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 19

Kepala Bernard yang tertunduk di lekuk leher Sania sedikit terangkat. Matanya yang sayu menatap dinding, lalu suaranya berubah menjadi lembut, seperti sedang menghibur seorang anak yang sedang marah. "Nanti ... kapan pun ... hari apa pun, asalkan kamu mau, kamu bisa datang kapan saja. Aku ... aku bisa memberikannya padamu." Jawaban yang tidak nyambung itu membuat hati Sania benar-benar hancur. Pria ini benar-benar tidak sadar! Saat dia lengah, Sania tiba-tiba berbalik dan menggigit bahunya dengan keras. Dia mengerahkan tenaga besar hingga langsung merasakan rasa darah. Bernard meringis pelan. Namun, bukannya marah, dia malah tertawa. Senyumannya pun penuh dengan semangat yang agak aneh. "Hehe, kamu ingin mencoba sesuatu yang baru, ya?" Rasa sakit sepertinya membuat Bernard semakin bersemangat. Dia kembali mendekat, dengan satu tangan mengunci tubuh Sania erat di pelukannya, dan tangan satunya mengangkat dagu Sania, hendak mencium lagi. "Bernard! Jangan!" Sania menangis, suaranya serak

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.