Bab 70
Sambil berbicara, tangannya sudah mendorong pintu dan langsung masuk. Gerakannya lancar seolah-olah ini rumahnya sendiri.
Langkahnya terhenti di depan meja makan kecil.
Di atas meja, terdapat dua hidangan dan semangkuk nasi putih.
Telur orak-arik tomat tampak cerah menggoda, tumis daging sapi dengan jamur masih mengepulkan uap panas.
Sendok diletakkan di tepi mangkuk, jelas belum disentuh.
"Kamu belum makan?" tanyanya.
"Kalau nggak begitu, menurutmu?" Sania menutup pintu, nada bicaranya mengandung sindiran.
Tanpa rasa malu, Bernard menarik kursi di depannya dan duduk.
"Aku juga belum makan." Dia terdiam sejenak, lalu menambahkan, "Sebenarnya mau ajak kamu makan di luar, tapi kamu nggak mau keluar, jadi aku datang langsung."
Makna dari ucapannya sangat jelas. Dia berniat menumpang makan.
Sania berjalan ke meja, tanpa meliriknya.
"Ada apa? Cepat katakan, kalau nggak makananku keburu dingin."
Dia hanya ingin mengusir pria itu secepatnya.
Bernard seolah tidak menganggap dirinya sebagai ora

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link