Bab 95
Kemudian, dia sepertinya tertidur.
Dalam keadaan antara sadar dan tidak, dia seolah-olah kembali ke Perumahan Nirmala.
Saat itu, dia memperlakukan Sania sesuka hati, memanjakan diri tanpa batas.
Adegan dalam mimpi itu kacau, tetapi penuh gairah.
Napas wanita itu, perlawanan darinya ... potongan-potongan kenangan yang lama terkubur kini menjadi sangat jelas.
Makin dulu dia memanjakan diri, kini justru makin menyiksanya.
Hasrat tubuh dan penolakan dari akal sehat saling tarik-menarik.
Malam itu sudah ditakdirkan menjadi malam yang sulit.
Pagi hari berikutnya
Bernard turun dengan mata panda. Seluruh tubuhnya masih memancarkan aura dingin.
Sania dan Lanny sedang sarapan. Kedua wanita itu mengobrol riang.
"Kak Bernard." Lanny menoleh dan memanggilnya.
Begitu Sania melihat wajah Bernard yang seperti es, dia langsung diam, masih merasa canggung karena kejadian kemarin.
Dia menunduk menyantap bubur, berpura-pura tidak melihat pria itu.
Lanny seperti menyadari ada yang tidak beres, lalu berbica

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link