Bab 9
Steven tertegun. Rasa gelisah yang sudah muncul sejak di klub kini makin kuat. Dia tidak lagi fokus mendengarkan apa yang dikatakan Anton, melainkan segera mengeluarkan ponselnya, dan berniat menghubungi Wulan.
Namun, kata-kata Anton berikutnya membuatnya tertegun di tempat.
"Setelah urusan besok selesai, aku akan mengusir ibumu dari rumah. Kalau kamu masih ingin menerima warisan Keluarga Lesmana, persiapkan hatimu, dan jaga jarak dengannya."
Steven belum sempat bereaksi, pintu kantor tiba-tiba didorong dengan keras oleh seseorang.
Mia mengumpat sambil menunjuk ke wajah Anton, "Apa yang telah aku lakukan padamu, sehingga kamu diam-diam menghasut anak kita untuk menjauh dariku?"
"Selama ini, kamu nggak pernah peduli dengan urusan rumah, nggak pernah memenuhi tanggung jawab terhadap kami berdua. Sekarang anakmu sudah besar, kamu baru ingat punya seorang putra? Kuberi tahu, jangan mimpi."
Sementara Mia memaki, Steven berjongkok dan melihat isi dokumen yang tergeletak di lantai.
Isi dokume

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link