Bab 34
"Apa maksudmu?" tanya Nadine langsung.
Arvin tidak menjawab. Dia perlahan menuruni tangga. Dia tampak masih belum sadar sepenuhnya. Gerakannya tidak secepat biasanya, kehilangan sedikit kesan lincah, bahkan rambut berantakannya memberi sedikit kesan lembut dan mudah didekati.
Dia menaruh gelas air di meja, lalu berdiri di depan Nadine.
Ingatan kejadian semalam melintas di kepala Nadine, ciuman panas, tangan yang membara, setiap sentuhan masih terasa.
Nadine refleks ingin mundur, tapi menahan diri dan menatap mata pria itu tanpa takut.
"Masih sakit nggak?" tanya Arvin sambil memegang tangannya, memeriksa lukanya.
"Kamu sudah melihatnya semalam," jawab Nadine sambil menarik tangannya, tidak ingin disentuh. "Apakah kamu sangat tertarik dengan luka yang kamu sebabkan sendiri?"
Arvin menaikkan alisnya sedikit, "Sudah melihatnya?"
"Kamu nggak ingat apa yang kamu lakukan semalam?" tanya Nadine sambil memiringkan kepala.
Dia belum pernah melihat Arvin mabuk. Dengan status dan posisinya sekaran

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link