Bab 91
Talia langsung berdiri, wajahnya terus berubah.
Kaget, gembira, penuh harap, menolak .... berbagai emosi itu campur aduk di wajahnya.
Nadine mengerutkan kening, lalu Arvin sudah melangkah masuk.
"Kak Arvin ...." Talia melangkah maju, matanya tertuju pada Arvin.
Namun Arvin justru segera mencari Nadine dan bertanya, "Urusannya sudah selesai?"
Nadine tampak bingung, masih bersandar malas di sofa, "Kenapa kamu datang?"
Talia yang diabaikan menjadi makin gelisah, "Kak Arvin!"
Barulah Arvin menoleh padanya, alisnya sedikit terangkat, seolah bertanya apa yang dia mau.
Talia menarik napas dalam dan memberanikan diri, "Kak Arvin, aku ... aku ingin bicara denganmu. Boleh?"
Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi.
Dia ingin berterus terang!
Dia mau mendapatkan jawaban yang jelas!
Arvin melirik sekilas ke arah Nadine, wanita itu sudah kembali memejamkan mata, tampak kelelahan.
Ketika mendengar suara langkah kedua orang menaiki tangga, lalu suara itu menghilang di ujung lantai atas, Nadine membuka

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link