Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 93

Sinar matahari membuat bayangan mereka berdua memanjang. Dua bayangan itu bertaut, seolah ada benang tidak kasatmata yang saling mengikat dan membelit. Nadine tampak agak melamun, menggelengkan kepala untuk memulihkan kesadarannya. "Kenapa kamu tiba-tiba datang?" tanyanya sambil menoleh ke pria di sebelahnya. "Owen bilang kamu dikurung sama ayahmu di rumah." "?" Owen menjadi mata-mata di rumahnya? Tunggu dulu .... "Kenapa dia mengadu padamu?" Orang itu sudah hampir bukan kakak iparnya lagi! Nadine agak kesal, mengerutkan alis dengan ekspresi sebal yang sedikit menggemaskan. Arvin tersenyum tipis. Dia tidak bilang kalau satu laporan kecil dari Owen bisa ditukar dengan uang saku ratusan juta. Dia mungkin tidak punya banyak hal lain, tapi tidak kekurangan uang. "Terus kamu mau lanjut kuliah atau kerja?" Arvin tiba-tiba bertanya. "Kamu kenapa ...." tahu? Sebelum kalimat Nadine selesai, dia langsung sadar. Benar juga, kuota doktor langsung sudah diputuskan. Kampus pasti memberi tahu Arvin s

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.