Bab 147
Rasa ingin tahuku mulai membara. Namun, karena suasananya kurang sesuai, aku tidak ingin banyak bicara.
Saat aku merasa sudah cukup kenyang, aku bertanya, "Kenapa kakakku belum datang juga?"
Wajah Wendy tampak kaku sejenak, lalu dia tersenyum sambil berkata, "Dia bilang harus lembur malam ini, tapi seharusnya dia akan segera datang."
Setelah berkata demikian, dia melihat ke arah Rafael dengan harap-harap cemas.
Rafael tersenyum penuh pengertian. Dia mengambil ponselnya, lalu berkata, "Aku akan menanyakannya."
Beberapa saat kemudian, Rafael kembali masuk. Dia berkata, "Jeff sedang dalam perjalanan, sepuluh menit lagi dia akan sampai."
Aku melihat Wendy menghela napas panjang, tampak lega.
Aku makin penasaran. Apakah benar kakakku tidak menyukai Wendy? Namun, Wendy jelas menyukainya.
Apa standar kakakku sekarang setinggi itu?
Sejak mendengar bahwa kakakku akan datang, Wendy menjadi lebih aktif dan bersemangat. Dia makin perhatian padaku, seolah-olah perhatiannya padaku juga karena cintan

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link