Bab 614
Aku menangis cukup lama hingga akhirnya merasa lelah dan tak lagi punya tenaga untuk mengeluarkan air mata.
Rafael, yang selama ini tetap diam, bertanya pelan, "Barusan itu Albert?"
Aku mengangguk, masih terisak, sambil berkata, "Aku memarahinya habis-habisan ... "
Dia menatapku lembut, matanya penuh pengertian. Dia berkata, "Baiklah, kamu sudah memarahinya. Sekarang amarahmu harusnya sudah reda, 'kan?"
Namun, rasa marah itu masih membara dalam hatiku. Aku menggerutu dengan kesal, "Ini semua karena dia! Sial sekali aku pernah menikah dengannya."
Rafael hanya tersenyum tipis, membiarkan aku melampiaskan semua rasa kesal dan amarahku seperti seorang anak kecil yang butuh perhatian.
Setelah beberapa saat, aku mulai tenang. Dia mengambil tisu, mengusap air mata yang masih tersisa di pipiku.
"Sudahlah," ujarnya lembut. Dia berkata, "Anggap saja ini sebagai pelampiasan. Dia sudah kamu maki habis-habisan tadi, itu sudah cukup. Lagi pula, dalam masalah ini, dia juga nggak sepenuhnya salah."
Ak

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link