Bab 624
"Vanesa, kenapa kamu nggak bilang lebih awal kalau Profesor Billy sudah datang?" tanya Rafael sambil menghampiriku.
Melihat Rafael datang, Billy memberi isyarat dengan sopan, "Pak Rafael, selamat untuk kalian."
Rafael merangkul pinggangku, lalu tersenyum dan membalas, "Terima kasih, Profesor Billy. Bagaimana performa Vanesa di kelasmu?"
Billy melirikku, tersenyum dan menjawab, "Nona Vanesa sangat berbakat, hanya saja minatnya bukan di bidang arsitektur."
Kata-kata yang tersirat ini tidak merendahkan dan tidak pula sombong.
Aku menepuk Rafael dengan malu, "Sudah, jangan tanya lagi. Masih bertanya walau sudah tahu aku adalah siswa yang buruk."
Rafael tersenyum, lalu menciumku dengan lembut dan berkata, "Cepat pergi ladeni tamu, makanannya hampir siap. Nyonya rumah ... "
Panggilannya di akhir kalimat penuh dengan kasih sayang, wajahku menjadi merah lagi, lalu aku segera pergi ke ruang tamu.
Aku tidak tahu bahwa pandangan Billy terus mengikutiku saat aku berjalan pergi dengan senang.
Tatap

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link