Bab 668
Rafael terdengar makin bingung dan pasrah. "Vanesa, kenapa kamu bisa berpikir begitu? Siapa yang memberitahumu?"
Pada saat ini, emosiku benar-benar meluap.
Aku berusaha menenangkan diri, mencoba berbicara dengan tenang, "Pergilah. Aku cuma nebak-nebak saja."
Setelah itu, aku buru-buru menutup telepon.
Begitu telepon terputus, air mata langsung jatuh tanpa bisa aku bendung.
Dia menyembunyikan sesuatu dariku.
Perasaan familier ini datang lagi!
Aku masih sangat jelas mengingat bagaimana aku yang dulu suka cemburu dan selalu menginterogasi Albert.
Setiap kali dia terdiam atau tidak jujur, hatiku terluka lagi dan lagi.
Sekarang, apakah aku harus mengalaminya lagi?
Aku menutupi wajahku dengan tangan, merasa sangat sedih. Air mataku tak bisa berhenti mengalir.
Aku sadar jika aku terlalu emosional, tetapi aku benar-benar tidak bisa mengendalikannya.
Aku merasa takut.
Aku takut jika hubungan cinta yang kuimpikan ini akan berakhir sama menyedihkannya dengan yang sebelumnya, penuh rasa malu dan s

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link