Bab 76
Selain Agita, ini adalah hal-hal yang paling Ayah dan Ibu khawatirkan. Keduanya melihatku dengan penuh harap.
Aku mengangguk pelan dan berkata ....
"Sudah keluar. Grup Frans mengambil langkah nggak biasa kali ini, mereka memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan baru yang belum lama berdiri."
Mendengar itu, Ayah langsung marah besar, dia meletakkan sendoknya dengan keras di meja.
"Sudah Ayah bilang berkali-kali, kamu hanya menganggap perkataan Ayah dan Ibu sebagai angin lalu? Urusan seperti ini saja nggak bisa kamu urus!"
Aku tidak takut, lalu menjawabnya.
"Kalau memang ini masalah kecil, perlukah Ayah semarah ini? Grup Frans bukan hanya milik Daniel. Meskipun dia berpihak padamu, dia tetap harus membahasnya dengan dewan direksi. Lagi pula, sudah kubilang dari dulu kalau kerja sama itu nggak cocok buat kita. Akhir-akhir ini, aku sudah mencari beberapa proyek lain yang lebih sesuai. Coba Ayah lihat proyek properti dari Grup Bima ini."
Aku mengeluarkan sebuah proposal dari tas, lalu m

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link