Bab 39 Turut Berduka Cita
Menatapku yang menangis, dia tersenyum tidak berdaya dan suaranya parau. "Nak, jangan menangis. Aku cepat atau lambat memang akan pergi juga, yang juga menjadi semacam pembebasan. Hanya saja tak menyangka waktunya datang secepat ini. Tadinya aku ingin memastikan masa depanmu aman, tapi sepertinya sudah nggak bisa melakukannya."
Aku menggigit bibir, seluruh tubuhku gemetar tak terkendali karena duka yang menyesakkan. Hampir tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun, aku hanya bisa menggenggam erat tangannya, seolah mau menahannya agar tidak pergi.
"Ayah, bisakah jangan pergi secepat ini? Aku masih punya begitu banyak hal yang belum sempat kukatakan padamu. Lima tahun lalu, aku nggak keras kepala, aku juga nggak ...."
"Anak bodoh," ujarnya pelan, menatapku dengan mata yang penuh kelembutan sambil tersenyum tipis. "Sudahlah, semuanya sudah lewat. Selama ini Ayah memang terlalu keras padamu, maaf sudah membuatmu menderita. Sofia, mulai sekarang Grup Carter akan Ayah serahkan padamu. Setela

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link