Bab 673
Akhirnya, Jorge menepuk kepalanya seolah-olah baru teringat sesuatu. "Oh! Wanita yang kamu maksud itu Gabriella! Tapi itu nggak masalah. Kita laki-laki kalau keluar untuk urusan bisnis, tentu butuh relaksasi. Selama hatimu tetap untuknya, dia nggak akan menyalahkanmu. Selain itu, bukannya kamu keluar juga demi menghasilkan uang untuknya?"
Wajah Jorge dipenuhi senyuman licik. Kilatan di matanya menunjukkan kejahatan dan kebengisan.
Bryan mengusap hidungnya dengan risih. Dia berpikir kalau seorang manusia harusnya tetap menjaga moralitas, karena kalau tidak, akan berakhir seperti Jorge. Bahkan wajahnya mencerminkan kebusukan di dalam hatinya.
Jorge kemudian melambaikan tangannya dan memanggil staf kedai teh yang bertugas. Dia menyuruh penerjemahnya untuk meminta mereka menyiapkan kamar untuk Julian, lengkap dengan seorang "wanita pilihan" terbaik untuk menemani.
Julian menatap ke bawah, tetapi tetap tersenyum tipis dan ibu jarinya perlahan mengusap permukaan cangkir teh. Dia tidak langsu

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link