Bab 154 Ambil Surat Cerai Saja
Bibir tipis Yansen terkatup rapat. Meski dia tidak bicara, tekanan udara sudah tiba-tiba jatuh ke titik terendah ...
Kirana belum pernah melihatnya seperti ini. Dia secara naluriah mundur selangkah.
Seolah-olah menyadari dia menakuti Kirana, wajah tampan Yansen agak melunak, suaranya rendah dan serak.
"Aku nggak setuju."
"Pak Yansen, aku tahu hal ini sudah membuatmu serbasalah di tengah-tengah. Jadi, sisanya biar aku urus sendiri saja. Aku pasti bisa menemukan cara untuk membuktikan hal yang nggak pernah aku lakukan." Hanya saja, sekarang Grup Feriawan sudah membuat keputusan untuk memecat dirinya. Ke depannya, di arbitrase atau pengadilan, pasti mereka akan berdiri di sisi yang berlawanan.
Karena itu Kirana ingin lebih dulu memperjelas hubungannya dengan Yansen.
"Kirana, ikut aku pulang dulu." Nada Yansen seperti sedang membujuk istri kecilnya yang ngambek kabur dari rumah, lembut dan penuh kesabaran.
Sama sekali berbeda dari ketegasan dingin barusan.
Mereka berada di depan rumah Jann

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link