Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 7 Saya Punya Pacar

"Pak Yansen." Kirana hanya berpikir beberapa detik, lalu menjawab, "Saya sudah punya pacar." Seumur hidupnya, dia tidak pernah merasakan keberuntungan yang jatuh begitu saja dari langit, dan dia pun tidak pernah percaya bahwa hal seperti itu ada. Entah pria itu ingin menguji dirinya lebih jauh, atau karena alasan tertentu memang butuh pasangan untuk menikah, dia tidak berniat ikut campur. Jadi dengan mengaku punya pacar, semua masalah bisa terselesaikan! Mendengar ucapannya, bibir tipis Yansen terkatup rapat, sorot matanya menjadi makin dalam. "Benarkah?" "Untuk apa saya membohongi Pak Yansen?" Belum sempat dia bicara lagi, Kirana sudah sedikit menunduk. "Kalau begitu, saya nggak akan mengganggu lagi. Mohon berikan kontraknya pada saya." "Ya." Yansen mengangguk dingin, tidak menahan Kiana lebih lama. Dia hanya mengatakan kontrak ada pada sekretarisnya, lalu menutup pintu suite itu. Kirana memegang kontrak itu dan melangkah pergi dengan cepat, hanya ingin menganggap percakapan barusan sebagai halusinasi. Yansen ingin menikahinya? Sungguh keterlaluan! ... Setelah mendapatkan kontrak itu, Kirana tidak langsung menyerahkannya pada Anna, melainkan mencari Pak Rainer. Proyek ini sudah dia ikuti begitu lama, mendadak diminta mundur, baik dari segi perasaan maupun logika, sama sekali tidak masuk akal! Tentu saja, dia paham sebagai atasan, reputasi Pak Rainer harus dijaga. Jadi meski dirinya merasa tersakiti, demi pekerjaan, dia tetap harus meminta maaf. Begitu melihat Kirana, wajah Pak Rainer langsung berubah masam. "Ada apa?" "Maaf, Pak Rainer ... kemarin saya membuat Bapak marah, setelah saya pikir-pikir, memang itu salah saya." Kirana tersenyum sambil melangkah maju. "Namun, kerja sama dengan Perusahaan Auraya selalu saya yang tangani. Kalau detail-detail di dalamnya mendadak dialihkan ke Anna, saya khawatir akan ada celah yang memengaruhi proyek ini. Jadi, saya harap Pak Rainer jangan marah lagi, tolong beri saya kesempatan lagi." Dia merendahkan diri sedalam mungkin, dengan nada paling tulus mengingatkan Pak Rainer agar jangan bertindak gegabah. Lagi pula, masalah dengan Perusahaan Hanaya saja sudah membuat pihak atas tidak puas, jika Perusahaan Auraya bermasalah lagi, maka yang terkena bukan hanya dirinya seorang. Usai berpikir sejenak, Pak Rainer mengangkat pandangannya sedikit dan melirik padanya. "Jadi maksudmu, proyek Auraya ini nggak bisa jalan tanpa kamu?" "Mana berani saya! Saya hanya ingin memastikan proyek Auraya bisa berjalan lancar. Lihat saja kontraknya, saya sudah bernegosiasi berkali-kali dengan pihak lawan, sampai akhirnya kita dapat angka setinggi ini. Bapak juga pasti tahu berapa banyak tenaga dan usaha yang sudah saya curahkan di sini." Pak Rainer mengambil kontraknya, meneliti sekilas, memang nilai yang dicapai Kirana lebih tinggi dari perkiraan. Dia berdeham kecil, alisnya tetap berkerut. "Baiklah, aku kasih kesempatan terakhir. Kemarin pun kamu sudah lihat sendiri, betapa ketatnya pengawasan Pak Yansen terhadap perusahaan. Kalau proyek Auraya sampai bermasalah juga, kamu bisa langsung pergi saja." Melihat dia melunak, Kirana akhirnya bisa bernapas lega. "Saya pasti akan kerjakan dengan baik, terima kasih Pak Rainer." Di sudut hotel, pria tinggi itu pun mengalihkan pandangannya. Wajahnya terlihat dingin, sambil mematikan puntung rokok di tangannya. Di sampingnya, Surya Cahyadi yang berdiri menonton malah tersenyum puas, seluruh sikapnya penuh kesan urakan. "Heh, cewek ini memang cantik, pantes saja dewa kayak kamu bisa tergoda! Tenang saja, biar aku yang urus. Buatku dapatin cewek itu gampang, kok. Kamu cukup ngomong satu kata saja, malam ini juga aku pastikan dia patuh tergeletak di ranjangmu!" Yansen terdiam dengan alis mengerut, tubuhnya setengah tertelan dalam kegelapan. Melihat dia tidak menjawab, Surya malah makin bersemangat. "Untuk pegawai kecil macam dia, aku bahkan nggak perlu pakai cara kasar, cukup suruh beberapa orang menakut-nakuti, pasti langsung beres." "Kalau kamu berani menyentuhnya, jangan pernah kembali ke negara ini lagi."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.