Bab 440
Perawatan berlangsung lama, Thalia merasa seolah telah tidur sangat lama.
Dalam mimpinya muncul Irish.
Irish berjongkok di depannya, tersenyum sambil menepuk kepalanya. "Thalia, kamu sudah ketemu ayah ibumu ya."
Saat terbangun, Miller menyerahkan sepasang alat bantu dengar kepadanya. "Coba pakai ini."
Thalia memakainya, Miller bertanya, "Bisa dengar aku bicara?"
Thalia menggeleng, Miller menyerahkan sepasang lainnya. "Bagaimana dengan ini?"
Thalia segera menatap wajahnya. "Boleh bicara lagi sekali?"
"Boleh."
Suara Miller terdengar jelas di telinganya.
Sekarang tak perlu lagi memastikan, mata Thalia berkilau, dirinya menatap Miller. "Terima kasih."
Namun ekspresi Miller tidak terlihat lega, malah menghela napas dan berujar, "Jangan terburu-buru berterima kasih, ini hanya sementara, telingamu masih berisiko mengalami kehilangan pendengaran kapan saja. Sebaiknya segera lakukan operasi bila ada kesempatan."
Bagi Thalia, hasil ini sudah sangat baik, dirinya mengira takkan bisa mendengar lag

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link