Bab 482
Thalia menurunkan tatapannya. "Aku nggak dengar."
"Kamu sengaja nggak mau jawab panggilanku," ujar Zavier sambil menatap matanya.
Suaranya sedikit rendah dan bergetar. "Thalia, jelas-jelas kamu tahu aku akan mengkhawatirkanmu, tapi kamu sengaja nggak jawab panggilanku."
Napas Thalia tercekat, pria itu menatapnya dengan penuh emosi di dalam matanya.
Hanya saja pada detik berikutnya Zavier menggenggam tangan Thalia, lalu berkata dengan lembut, "Aku sudah tunggu kamu untuk waktu yang lama, ayo kita kembali."
Thalia ingin memberikan tongkat itu padanya, tapi Zavier malah memeluk pinggang Thalia dan berbisik di telinganya, "Tolong papah aku."
Pada akhirnya mereka berdua makan bersama sambil tenggelam di dalam pikiran mereka sendiri, jadi tidak ada yang berbicara.
Thalia tidak kembali ke rumah pada malam itu, suhu tubuh Zavier masih belum normal karena dia terkena embusan angin tadi sore.
Dia berjaga di sisi Zavier saat dia diinfus sampai dini hari, lalu tertidur karena kelelahan.
Hanya saja

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link