Bab 147
Riska menyeruput teh dalam cangkir dengan raut wajah dingin.
"Setelah dia sampai di sini, buat dia pingsan dulu."
Setelah mengatakan ini, Riska terdiam sejenak sebelum mengeluarkan ponsel dan menelepon Octaviani.
"Octa, nanti mau Albert menemanimu menemui psikiater?"
Octaviani tidak bodoh dan langsung mengerti maksudnya. Sepertinya bibinya ingin mengalihkan perhatian Albert.
Apakah dia berencana menyerang Sally?
Sudut bibir Octaviani melengkung ke atas, tetapi nadanya sangat lembut.
"Iya, kebetulan aku ada rencana ini. Aku sedang dalam perjalanan ke gedung Grup Petro. Bibi, ada apa?"
"Nggak ada, cuma mau tanya saja. Semoga kamu cepat sembuh agar aku bisa punya cucu."
Rona merah melintasi pipi Octaviani dan dia ragu sejenak.
Suasana hati Riska langsung membaik. Setelah mengakhiri panggilan, dia melihat ke arah pintu ruang tamu dan menjelaskan kepada dua pengawal di sampingnya.
"Bawa dia ke desa dan bayar orang-orang di sana, jangan biarkan dia punya kesempatan untuk kembali."
"Baik, Bu.

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link