Bab 159
Albert kembali ke Kompleks Wanura. Sambil meminta seseorang menghentikan pendarahan di bahunya, Albert mengeluarkan ponsel untuk menelepon.
"Kak Albert, sudah selesai? Cepat sekali?"
Albert bersandar sambil menggertakkan giginya. "Nggak."
Saat menelepon Kak Albert tadi, Octaviani merasakan ada perbedaan dalam nada suaranya.
Albert menarik napas dalam-dalam, matanya terlihat sangat dingin. "Bawa pelayan itu ke Kota Titus."
"Jangan khawatir, orang-orang kita sudah berangkat."
"Ya."
Setelah meletakkan ponselnya, luka di bahunya kini telah sembuh, Albert pun mengeluarkan sebatang rokok, hatinya benar-benar merasa kesal.
Saat itu, Octaviani menelepon.
"Albert, lukamu sudah lebih baik?"
"Ya."
"Bibi meneleponku agar aku pulang. Bibi sakit parah. Bibi melarangku untuk memberitahumu, tapi aku pikir lebih baik memberitahumu saja."
Albert menurunkan bulu matanya. Tentu saja tahu kenapa ibunya sakit, itu semua karena marah olehnya.
"Albert, urus saja urusanmu sendiri. Aku mengawasi Bibi di sini be

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link