Bab 212
Joshua menyebutkan bahwa aku harus pantang menyerah ketika menghadapi Zachary, tidak takut dengan penolakan dinginnya, dan bahkan mengambil inisiatif bila perlu.
Namun, metode tersebut hanya cocok untukku karena Zachary mau mendengarkanku.
Pada saat itu, aku bahkan bertanya kepada Joshua, "Mengapa aku?"
Joshua menyipitkan matanya ke arahku.
“Apakah aku perlu menjelaskannya lebih jauh kepadamu? Bukankah dia sudah memperlakukanmu dengan cukup baik sejak kamu bertemu dengannya?”
Aku bisa memahami apa yang ingin dikatakan Joshua, tapi itu tidak lebih dari sekedar pemahaman. Kenyataannya, aku masih merasa takut ketika Zachary duduk di sampingku; Aku selalu merasa malu ketika harus menghadapinya. Aku ingin lebih dekat dengannya, namun aku takut padanya. Begitu dia memarahiku dengan dingin, aku segera melepaskan tangannya dan duduk tegak.
Suasana di dalam mobil langsung menjadi keruh. Karena frustasi, aku mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Nathan. Aku meminta detail kontak WeChat Yara dan

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link