Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 5 Sudah Dijual

Setelah mendengar itu, Joshua menghela napas, lalu berkata, "Rika, kamu nggak perlu terlalu berhati-hati. Kita akan menikah, kamu akan menjadi istriku. Nggak ada seorang pun yang bisa menggantikanmu." Rika tampak sedikit malu. Dia membenamkan wajahnya di dada Joshua sambil bergumam setuju pelan. "Oh ya, apakah Lana benar-benar akan menikah?" Joshua tiba-tiba bertanya sambil tersenyum. "Ini .... Aku juga hanya mendengarnya sekilas dari Bibi." Suara Rika sedikit menegang. "Benarkah? Kalau begitu, aku harus segera mengembalikan utangku padanya. Maaf, Rika, untuk sementara ini aku nggak bisa menikahimu. Sekarang aku nggak memiliki cukup uang. Tapi setelah bekerja satu atau dua tahun lagi, uangku akan cukup untuk memberikan pernikahan yang megah untukmu." Joshua berbalik dengan perasaan bersalah sambil mengangkat wajah Rika. Rika terdiam sejenak. Kemudian, dia berkata dengan cemas, "Setelah aku pikir lagi, mungkin aku yang salah mendengar. Bibi mengatakan dia berharap Lana akan segera menemukan pasangan." Joshua menatapnya dalam-dalam, lalu berujar, "Baguslah kalau begitu. Aku akan mengembalikannya nanti saja. Seharusnya nggak akan ada masalah." Rika berkata dengan penuh semangat, "Ya." Kemudian, wajahnya kembali menjadi manis ketika tersenyum. "Kamu tenang saja, aku pasti akan meminta Ibu mencarikan pasangan yang baik untuk Lana." "Ya, baiklah." Joshua tampak tidak peduli. Dia mengelus kepala Rika, lalu bersiap untuk pergi. Rika merasa jantungnya berdetak kencang ketika Joshua mengelus kepalanya. Wanita itu menarik pergelangan tangan Jason, lalu berkata dengan ragu, "Joshua, apa kamu sudah mau pergi? Kita ... bisa mengobrol sedikit lebih lama." Joshua menggelengkan kepala. "Ada pekerjaan yang belum selesai. Ayah sangat menghargaiku, jadi aku nggak bisa mengecewakannya." Ketika melihat punggung Joshua yang pergi dengan tegas, mata Rika menunjukkan kekecewaan. ... Setelah mendapatkan uang 2 miliar, Lana tidak ragu-ragu lagi. Keesokan harinya saat Keluarga Sianas tidak ada, dia membawa ibunya untuk pindah. Dia menyewa sebuah rumah kecil yang cukup dekat dengan kantornya. Rumah ini sudah agak tua, tetapi keamanannya cukup bagus. Di sampingnya ada asrama polisi. Saat ibunya memiliki waktu luang, dia bisa menanam sayuran di halaman. Amanda tampaknya juga sangat menyukai tempat ini. Hanya dalam waktu seminggu, wajahnya tampak menunjukkan senyuman yang sudah lama menghilang, seolah semangatnya sudah kembali. Lana menghela napas lega. Tidak sia-sia dia menandatangani perjanjian yang memalukan itu dengan Joshua. Hanya saja, suasana di tempat kerja malah makin memburuk. Sebenarnya, jika Lana ingin hidup tenang, dia bisa kabur jauh dengan uang 2 miliar ini. Dia bisa bersembunyi di tempat yang tidak terjangkau oleh kekuasaan Frans. Namun, Lana tidak ingin menerimanya. Beberapa pengikut setia ayahnya memberi tahu Lana bahwa ayahnya sudah dijebak, bahkan mereka juga memberikan banyak bukti. Lana membawa bukti-bukti ini ke pengadilan, tetapi dia tidak menyangka Frans bisa melakukan trik licik untuk menyogok hakim, menghilangkan bukti, bahkan membalikkan keadaan. Pada hari itu, Lana melihat bekas lebam di lengan ibunya. Ini menunjukkan bahwa ibunya sudah dianiaya oleh Keluarga Sianas. Namun, tak peduli bagaimanapun Lana mendesak, ibunya tidak mau berbicara. Akhirnya, polisi yang menyelidiki mengatakan bahwa Amanda terluka karena terjatuh sendiri. Hanya saja, itu sama sekali bukan luka karena terjatuh! Ibunya selalu menyuruh Lana untuk diam dan menghindari masalah, tetapi Lana tidak bersedia. Dia merasa bahwa makin mereka mengalah, orang yang menindas mereka akan makin berani. Oleh karena itu, tak peduli sesulit apa pun keadaan di tempat kerja, Lana tidak akan menyerah pada pekerjaannya. Dia harus mengumpulkan pengalaman. Suatu hari nanti, Lana akan bangkit kembali untuk menggantikan ayahnya. Hanya dengan berdiri di level yang sama dengan Frans, baru Lana bisa mengalahkannya. Hari ini Lana kembali dijebak rekan kerja di kantor, dipaksa menemani seorang klien yang mesum dan memuakkan. Lana menyadari dengan baik bahwa klien bertubuh gemuk ini bukanlah orang biasa. Dia membawa dua orang pengawal, jelas datang dengan penuh persiapan. Mereka sama sekali tidak memberi Lana kesempatan untuk melarikan diri. Sementara itu, manajer yang bertanggung jawab mengantar Lana sudah melarikan diri ke toilet. Hati Lana merasa sangat tegang. Dia hanya bisa berusaha keras memikirkan solusi. Sementara itu, pria gemuk di sampingnya menjadi makin kurang ajar.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.