Bab 44 Rambut Rontok
Keesokan harinya saat terbangun, aku masih meringkuk di kursi, hanya saja kini tubuhku telah diselimuti selimut tipis.
Sedangkan Sedrick hanya duduk diam di ranjang menatapku. "Bangun?"
Aku menggerakkan tubuh, hanya merasa seluruh badan pegal dan nyeri.
Memang, sofa semahal apa pun tidak cocok untuk tidur, apalagi sofa tunggal seperti ini.
Saat memutar leher, aku merasa mulai keram dan takut akan kena encok.
Dia mengangkat tangan ingin memijatku, tetapi langsung kutepis.
"Joselin, sebenarnya kamu mau apa?"
"Lebih memilih tidur di sofa daripada satu ranjang denganku? Kamu itu istriku!"
Kata "cerai" hampir saja keluar dari mulutku, tetapi akhirnya kutelan kembali.
Sekarang Grup Pranata sedang terkena dampak, aku tidak bisa bersikap terlalu tidak berperasaan dan minta cerai di saat ini.
Kalaupun mau bercerai, harus dilakukan diam-diam.
Lagi pula, kalau aku mengatakannya sekarang, dia pasti akan mengamuk, lebih baik kalau itu terjadi di rumah saja.
Aku melirik ke bawah, melihat mobil Yessi

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link