Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 10

Namun kini, seolah dia hanyalah istrinya Stanley. Orang-orang di sekitarnya lupa bahwa dulu dia adalah putri Keluarga Soewita yang terpandang dan setiap kali bertemu dengannya, yang keluar dari mulut mereka hanyalah pujian untuk "Nyonya Sentana yang beruntung". Kini Stanley sudah tidak mencintainya, apa lagi untungnya menjadi Nyonya Sentana? Apalagi, untuk orang luar, yang dikenal sebagai Nyonya Sentana adalah Sheila. ... Dalam kebingungan, dia berjalan ke tepi kolam renang, entah kenapa malam ini lampu tidak dinyalakan. Ada sosok hitam berdiri, samar-samar bisa dikenali sebagai bayangan Sheila. Malam begitu gelap dan pekat, sedikit saja salah melangkah, bisa jatuh ke dalam air. Hanna tidak menyukai Sheila, tapi tetap menegurnya agar berhati-hati. Sheila menatapnya sejenak, wajah yang biasanya suka merayu, kali ini terlihat datar tanpa ekspresi. "Nona Hanna, kamu pasti nggak suka, aku datang ke sini, 'kan?" Dia berjongkok, menggerakkan jarinya di udara kosong. Tak ada seorang pun yang menanggapi, tapi Sheila tetap bercerita dengan tenang. "Aku lahir di pegunungan. Waktu berusia enam belas, aku dijual seharga 400 ribu untuk dijodohkan sebagai istri dari anak keluarga bodoh itu. Saat aku sekolah, anak mereka berdiri di jendela dan menghina aku di depan mata." "Aku sangat ingin kabur. Di buku-buku tertulis bahwa dunia luar itu luas, bahkan ada kolam renang yang bisa menampung ratusan orang. Secara kebetulan, aku juga mendapat surat dari Proyek Harapan Kota Jintan." "Aku bicara dengannya dan bilang kalau aku ingin keluar untuk melihat kolam renang. Lalu dia mengirimkan foto kolam renangnya, sambil menyuruhku belajar dengan sungguh-sungguh. Katanya nanti setelah keluar, aku bisa datang ke rumahnya untuk berenang." "Dia memberiku 4 juta supaya aku bisa keluar dari keluarga bodoh itu. Aku serahkan uang itu ke kepala sekolah. Kepala sekolah menahan uang itu, lalu membantuku membatalkan pernikahan dan mengikuti ujian. Namun, meski sudah lulus, aku tetap nggak bisa menemukan dia." Rasa waspada yang luar biasa menyelimuti hati Hanna. Dia mundur selangkah, menatap hati-hati, lalu bertanya, "Kalau kamu nggak berhasil menemukannya, kenapa harus mengganggu hidupku? Apa maksudmu sebenarnya?!" Sheila berdiri, matanya terang penuh ambisi. "Aku pasti akan menemukannya, meski aku lemah dan nggak berdaya, Stanley pasti bisa membantuku mencarinya." Dia mendekat perlahan. "Kamu sudah menjadi Nyonya Sentana terlalu lama, sampai kamu lupa siapa dirimu. Lebih baik biarkan aku yang menjadi Nyonya Sentana sekarang, untuk membantumu menemukan kembali dirimu yang hilang, dan sekaligus memenuhi keinginanku." Tubuhnya otomatis bersikap defensif, Hanna menatap matanya. "Kamu gila! Kamu nggak takut aku memberi tahu Stanley?" "Tentu saja aku nggak takut, dia yang mengirimku keluar negeri, lalu membawaku kembali. Dan setelah malam ini, dia nggak akan memercayai sepatah kata pun darimu." Lonceng peringatan berbunyi di hatinya, Hanna berbalik ingin pergi, tapi ditarik oleh Sheila. "Aku nggak menyangka semuanya akan berjalan secepat ini, tapi kamu sendiri yang memberiku kesempatan itu." Sheila mencengkeram lengan baju Hanna dengan sekuat tenaga. Lalu menariknya ke belakang. Hanna yang sudah terbiasa bela diri sejak SD, secara refleks menekuk lutut dan memukul bahu Sheila dengan tangan satunya. Namun, begitu tangannya menyentuh, senyum tipis muncul di wajah Sheila "Terima kasih, Nona Hanna." Tanpa suara, dia jatuh ke belakang, wajahnya tetap menampilkan senyum puas. Ponsel yang baru saja terhubung dilempar tinggi-tinggi, hingga mengenai tubuh Hanna. Sheila berontak dengan hebat, lalu menangis tersedu-sedu. "Stanley! Selamatkan aku! Aku salah, tolong selamatkan aku!" Hanna terkejut menatap tangannya yang menggantung di udara, dari belakang terdengar langkah tergesa. Tubuhnya terdiam kaku menahan angin dan mencoba berbalik. Namun, suara membelah udara terdengar, telapak tangan yang familier menampar wajahnya dengan keras. Benturan besar itu membuat Hanna jatuh terduduk, tak bisa bersuara.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.