Bab 470
Lucy bertanya lagi sambil tersenyum, "Siapa yang mendapat kartu as hati?"
Ekspresi Lorenzo terlihat sangat dingin.
Anita mengatupkan bibirnya dan menunjukkan kartu di tangannya.
Suasana di dalam ruangan bertambah hening.
Lorenzo menatap Anita dengan raut muram dan sorot mata dingin.
Semua orang bisa merasakan amarah Lorenzo. Siapa pun tidak berani bicara.
Tiba-tiba, Valencia tertawa mengejek.
Dia menatap Lucy dengan dingin dan berkata, "Kamu benar-benar pintar memilih orang, Nona Lucy."
Lucy memasang ekspresi jenaka di wajahnya dan tersenyum pada Valencia. "Kebetulan sekali, bukan?"
Anita menatap Valencia dengan penuh dilema. "Maaf, Valen. Temanku nggak tahu kalau kalian sudah berbaikan. Aku minta maaf atas namanya."
Valencia sama sekali tidak menyembunyikan raut tidak senangnya. "Kurasa Nona Lucy sama sekali nggak kelihatan menyesal."
Lucy berkata, "Anita, kenapa kamu minta maaf padanya? Kita nggak berbuat salah, bukannya ini hanya permainan? Orang lain bisa main dengan adil, kenapa d

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link