Bab 13
"Oh, baik, nanti aku urus. Tessa yang aku pecat beberapa hari lalu bilang hari ini dia mau masuk kerja di Klub Gempita sebagai karyawan tetap. Dan aku setuju."
"Baik, oke, aku mengerti."
Kak Yuna menutup telepon, dan ekspresinya tiba-tiba menjadi serius.
Aku langsung tegang. "Kenapa? Bos nggak setuju aku masuk kerja, ya?"
Begitu kata-kataku keluar, Kak Yuna langsung tak tahan lagi. Dia merangkul pinggangku, menyandarkan kepala di bahuku sambil tertawa. "Aduh, kamu ini ... menemukan pendamping minum dengan wajah dan aura kayak kamu itu mungkin butuh seratus tahun, tahu? Bos senang sekali, mana mungkin dia nggak setuju? Dia malah nyuruh aku segera tandatangani kontrak sama kamu, dan kamu mulai kerja malam ini."
Mendengar itu, aku menghela napas lega. Ada sedikit bahagia, tapi lebih banyak rasa sedih di dalam hati.
Seorang guru yang seharusnya mendidik generasi, malah terjebak bekerja di bar, menemani tamu dan tersenyum sepanjang malam. Sungguh menyedihkan sekaligus ironis.
"Kalau kamu re

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link