Bab 16
"Dia datang sendiri untuk bergabung hari ini?"
Kak Yuna tersenyum sambil mengangguk. "Ya. Sekitar pukul 11 dia datang padaku, memohon supaya aku membolehkannya bergabung. Dia bilang ayahnya sakit kanker paru-paru, dan ada obat khusus yang harga satu suntikannya 200 juta. Tapi dia masih kekurangan uang. Jadi aku baru mentransfer 100 juta untuknya."
Sambil bicara, Kak Yuna menunjukkan transferan di ponselnya kepada Devan.
Tatapan Devan seketika berubah dari marah menjadi penuh rasa iba.
Meski aku masih mabuk, aku tetap bisa menangkap beberapa kata kunci dari percakapan mereka.
Aku mendengar kata-kata seperti ayah, kanker paru-paru, obat khusus, 200 juta, kekurangan uang.
Setiap kata itu menusuk dadaku seperti jarum, membuat emosi yang tertahan tiba-tiba meledak.
Aku menangis terisak-isak, memeluk leher Devan, dan menundukkan kepala ke dadanya sambil meraung.
Melihat aku menangis, Devan menatap Kak Yuna dan berkata, "Aku yang akan membayar utangnya. Selain itu, siapa pun yang berani membu

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link