Bab 34
Sambil berkata begitu, kedua kakiku yang panjang langsung melingkar di pinggangnya, lalu aku mulai membuka bajuku sendiri.
Devan juga sudah mabuk. Pipinya merah dan matanya tampak kabur. Namun dia masih berusaha mempertahankan sedikit kesadaran dan menahan tanganku. "Lia ... aku bahkan belum sempat menyatakan perasaanku. Tunggu aku beberapa hari, jangan buru-buru."
Aku tidak bisa mendengar kata-katanya. Dalam kamar yang temaram itu, dia sama sekali nggak sadar betapa menggoda dirinya dari sudut itu.
Melihat dia masih menahan diri, aku langsung menguatkan kaki, menarik tubuhnya hingga jatuh ke tempat tidur. Begitu dia jatuh ke arahku, aku langsung menangkap bibirnya, mencium dia dengan ciuman yang kacau.
Mulutku masih terus mengoceh manja. "Mm ... Devan, aku suka sekali ciuman sama kamu. Bibirmu sangat lembut dan manis. Aku nggak mau menunggu lagi ... aku benar-benar sudah nggak tahan ... "
Sambil berkata begitu, tanganku mulai meraba-raba tubuhnya. Tiba-tiba kudengar Devan mendesah pel

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link