Bab 1402
Agam memandang Sophia dengan matanya yang sipit. Agam merasa sedikit tersinggung dan tidak senang.
Sebelumnya, Sophia belum pernah menghadapi penampilan Agam yang begitu dingin. Bahkan saat ini Agam sedang duduk di kursi roda dengan wajahnya yang pucat dan lemah, penampilannya itu tetap membuat Sophia ketakutan ....
Agam berkata dengan sungguh-sungguh, "Menurutku, tumbuh besar di pedesaan adalah kelebihannya. Itu bukanlah hal yang memalukan."
"Aku paling tahu betapa hebatnya dia. Aku cukup beruntung dia bisa jatuh cinta kepadaku yang sudah tua. Selain itu, aku nggak membutuhkan seorang wanita untuk menyamai statusku."
"Aku nggak peduli dari mana dia berasal atau apa latar belakangnya."
"Hal yang terpenting adalah aku mencintainya."
Aku mencintainya ....
Setelah mendengar Agam mengucapkan kata itu dengan tegas, ekspresi Sophia menjadi masam dan kaku. Kemudian, dia berkata sambil menggertakkan giginya dengan enggan, "Agam, kenapa kamu nggak mengerti ...."
Ekspresi Agam menunjukkan sediki

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link