Bab 1853
Sophia sedang menggila di balik jeruji besi. Dia terus berteriak dan menendang pintu, sehingga menimbulkan keributan.
Petugas kepolisian yang membawa Theo dan yang lainnya pun mengernyit sambil berkata, "Sejak dia dimasukkan ke dalam, dia nggak pernah berhenti memarahi rekan kerja kami."
Raut wajah Theo benar-benar gelap.
Silvia meminta maaf pada petugas kepolisian itu dengan perasaan malu. Dia merasa sangat bersalah sudah merepotkan orang-orang ini.
Petugas kepolisian itu tidak mengucapkan apa pun. Dia hanya melambaikan tangannya dan membiarkan mereka pergi mengunjungi Sophia terlebih dahulu.
Saat Sophia sedang menendang pintu besi ini dengan liar, dia melihat sosok ayahnya. Sepasang matanya seketika berkilau. "Ayah! Akhirnya Ayah datang juga, ya! Cepat! Cepat suruh mereka lepaskan aku! Tempat ini dingin dan lembap, sama sekali bukan tempat tinggal manusia!"
Melihat putrinya yang sama sekali tidak menyesal, Theo benar-benar merasa kecewa dan tidak berdaya. "Sophia, kamu tahu apa yang

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link