Bab 2453
Winny menyesali perbuatannya.
Semuanya terjadi karena Winny terlalu serakah. Jika dia hanya menyebarkan rumor di internet sesuai permintaan Veren, masalah ini tidak akan menjadi separah ini.
Setelah Veren mengakhiri panggilan tersebut, dia melemparkan ponselnya ke satu sisi dengan perasaan sinis.
"Keinginan manusia itu memang nggak pernah habis! Dia sendiri yang mau jadi terkenal di internet, apa hubungannya denganku?"
Untungnya, Veren sudah dari awal menyusun rencana dengan baik, sehingga dia bisa terlepas dari masalah ini sepenuhnya.
Kejadian sebelumnya sudah membuat Jason marah. Jadi, akhir-akhir ini, Veren tidak boleh membuat masalah.
Jika Jason benar-benar tidak ingin mengembangkan hubungan mereka, Veren bisa memainkan perannya sebagai seorang adik dengan baik.
Namun, dia yakin, dia masih berada dalam hatinya Jason dan situasi sekarang terjadi karena Aylin mengganggu di samping.
Entah cara apa yang digunakan Aylin untuk merebut hatinya Jason! Begitu Veren memikirkan tentang wanita itu, dia langsung menggertakkan giginya dengan penuh amarah.
Namun, dia masih punya banyak waktu. Dia yakin Jason akan berubah pikiran.
Winny benar-benar sudah kalah. Pada saat ini, dia baru mengerti sekejam apa wanita yang sudah melakukan perjanjian itu dengannya.
Dari awal, wanita itu tidak pernah berniat untuk membiarkan Winny terlepas dari kasus ini dengan selamat.
Semuanya salah Winny, dialah yang terlalu bodoh. Dia jelas-jelas sudah terjun ke masyarakat selama bertahun-tahun. Namun, akhirnya, dia masih saja tertipu oleh orang lain dengan godaan uang.
"Huhuhu ...."
Dia memeluk kakinya sambil menangis. Dia akan dihukum tiga tahun penjara.
Masalah ini diselesaikan dengan sangat lancar. Pada hari pihak pengadilan mengambil keputusan, Jason tetap menyuruh Leo dan yang lainnya untuk mengumumkan hal ini.
Jason juga memberi tahu Aylin bahwa studio kerjanya Aylin sudah dibangun.
Aylin masih tenggelam dalam kesedihan, jadi dia tidak terlalu memedulikan hal-hal yang terjadi di luar.
Dia membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menanggapi ucapan Jason.
"Apakah hal ini ... nggak terlalu merepotkanmu?" tanya Aylin.
Namun, Jason malah menggenggam tangan Aylin dengan kuat.
"Apanya yang merepotkan di antara kita? Kamu sudah lupa, ya? Sekarang, kita sudah menjadi pasangan suami istri sungguhan, kenapa kamu masih begitu sungkan padaku?" kata Jason.
Aylin hanya tersenyum kecil dan bersandar di bahunya Jason.
Sejak kecil, Aylin tumbuh besar di lingkungan keluarga seperti itu, dia sudah terbiasa menanggung segalanya sendirian, tidak pernah ada orang yang membantunya menyelesaikan masalah apa pun.
Terlebih lagi, bagi Aylin, dia terkadang-kadang juga tidak bisa membedakan batasan ini.
Dia merasa bahwa Jason-lah yang selalu membayar dan mengorbankan sesuatu untuk dirinya.
Terkadang, dia tetap saja merasa khawatir, jika dia bersikap seperti ini, apakah satu hari nanti Jason akan bosan dengannya?
Jason seperti menyadari pikiran Aylin, dia pun mengangkat dagunya Aylin, supaya Aylin menatap matanya.
"Sekarang, kamu lagi sakit, jadi kamu memikirkan hal-hal yang nggak-nggak. Setelah kita bertemu dengan dokter, hal-hal ini nggak akan mengganggumu lagi."
"Kalau soal keluargamu itu ...."
"Tenang saja, aku nggak akan membiarkan mereka mengganggumu lagi."
Namun, Jason tetap menghargai pendapat Aylin. "Apakah kamu masih ingin bertemu dengan mereka?"
"Kalau kamu mau, aku bisa ...."
Sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya, Aylin langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas.
"Lakukan saja sesuai ucapanmu. Aku nggak ingin bertemu dengan mereka, sebenarnya mereka juga nggak tentu mau bertemu denganku," kata Aylin.
Aylin tersenyum dengan getir, tetapi tatapannya penuh akan keyakinan, seakan-akan dia akhirnya mengambil keputusan ini.
"Sejak saat aku meninggalkan rumah itu sendirian dan nggak ada satu pun orang yang menahanku, aku sudah memutuskan untuk putus hubungan dengan keluarga itu."
"Aku nggak ingin bertemu dengan mereka lagi."