Bab 2468
Aylin memang sudah memutuskan untuk beristirahat setelah film ini berakhir, sebelum dia menerima pekerjaan lainnya. Dalam jangka waktu ini, tentu saja dia harus menemani kedua tetua ini dengan baik. Bagaimanapun, mereka sudah tua.
Anisa berkata dengan sangat senang, "Kamu ini, bahkan kalau kamu lalu-lalang di hadapanku pun aku nggak akan merasa kesal. Mana mungkin aku nggak senang dengan gadis sebaik kamu?"
Suasana hati Johan juga sangat baik. Melihat meja makan yang penuh akan makanan yang dia sukai, mata Aylin langsung berkaca-kaca.
"Tadi, saat Jason bilang kalian mau pulang, aku sengaja menyuruh Siti untuk memasak makanan yang kamu sukai. Makanan di luar pasti nggak enak, 'kan?"
"Lihatlah iga asam manis itu, aku dan Siti pergi memilih iga yang paling segar."
"Kamu pasti akan makan dengan lahap ...."
Saat Anisa sedang menjelaskan tiap hidangan pada Aylin, Aylin tidak bisa membayangkan sejak kapan kedua orang tua ini mulai mempersiapkan semua makanan ini.
Dia seketika merasa agak menyesal. Jika dia pulang untuk sementara, kedua orang tua ini tidak perlu mempersiapkan sebanyak ini untuk mereka.
Sekarang, mereka sudah melakukan sebanyak ini untuk Aylin dan Jason, tetapi Aylin dan Jason hanya makan sekali di rumah dan sudah harus pergi lagi besok pagi.
Mereka benar-benar tidak layak menerima usaha ini!
Jason seperti menyadari pikiran Aylin, dia pun mengelus punggungnya Aylin.
"Aku hanya memberi tahu mereka terlebih dahulu agar mereka merasa senang lebih awal. Bukankah mereka akan lebih senang kalau mereka tahu kalau kita akan pulang lebih awal?" kata Jason.
Mendengar ucapan Jason, Aylin akhirnya menenangkan dirinya dan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, kalau begitu, ke depannya, aku akan sering pulang," kata Aylin.
Aylin menarik napas dalam-dalam, dia tidak ingin merusak kesenangan kedua tetua itu.
Dia duduk di meja makan dengan penuh ekspektasi. Anisa terus mengambilkan makanan untuknya, tetapi dia juga menghargai Anisa dan memakan semua makanan yang diambilkan Anisa untuknya.
"Makanan di rumah memang paling enak!" kata Aylin.
Setelah mereka memakan makanan pencuci mulut, Aylin memegang perutnya sambil berseru dengan puas, sehingga Anisa tersenyum lebar.
"Kalau enak, kalian bisa sering pulang. Siti menemani Nenek mempersiapkan semua ini, jadi sama sekali nggak susah, kok," kata Anisa.
Aylin tersenyum sambil mengangguk dan berkata, "Kami akan sering pulang."
Awalnya, Aylin berencana untuk berbincang-bincang dengan kedua tetua setelah makan malam. Hanya saja, tidak lama setelah dia duduk di sofa, dia langsung terlelap.
Jason meraih dagu Aylin supaya Aylin bersandar di bahunya dan bisa tidur dengan lebih nyaman. Kemudian, dia baru menjelaskan pada neneknya dengan suara rendah.
"Akhir-akhir ini, kru perfilman lagi sibuk dengan penyelesaian pekerjaan. Dia sudah bangun dari jam empat atau lima pagi. Biasanya, mereka akan kerja hingga pukul 11 atau 12 malam. Hari ini, karena perekaman berakhir lebih awal, aku baru membawanya pulang."
Mendengar ucapan Jason, Anisa dan Johan mengasihani Aylin, jadi mereka menyuruh Jason untuk membawa Aylin ke kamar.
"Kalau dia tidur di sofa, dia akan kedinginan. Lagi pula, kesibukannya akan segera berakhir. Setelah itu, kalian bisa pulang dan temani kami lagi," kata Anisa.
Baru saja Jason meletakkan Aylin di atas ranjang, Aylin membuka matanya dan terbangun sesaat. Dia bertanya dengan agak kebingungan, "Nenek dan Kakek di mana?"
Jason mengelus pipinya sambil berkata, "Tidur saja. Aku akan menemani Kakek dan Nenek di bawah."
"Nggak bisa. Aku jarang sekali pulang, aku masih mau bicara dengan Kakek dan Nenek ..." gumam Aylin sebelum kembali terlelap.
Melihat Aylin seperti ini, Jason mencium keningnya dengan senang hati.
Ternyata, apa yang dia inginkan hanyalah ketenangan seperti ini. Asalkan wanita ini berada di sisinya, dia sudah merasa puas.
Saat Jason turun ke lantai bawah, dia tidak melihat kakeknya, hanya ada neneknya yang sedang duduk sendirian di sofa sambil meminum teh.