Bab 942
Agam menyeka rambutnya dengan handuk kering, lalu berjalan dan duduk di samping tempat tidur. Agam dengan santai melirik layar ponselnya dan melihat pesan Andra.
Mata Agam menjadi gelap. "Kamu masih berhubungan dengan Andra?"
Pamela menatapnya dan berkata, "Nggak. Andra hanya mengirim pesan sesekali, aku juga belum membalas pesannya."
Nada suara Agam menjadi sedikit canggung. "Kapan kamu punya kontaknya?"
Pamela tidak berniat menyembunyikannya darinya dan berkata dengan jujur, "Pada hari kami mengambil foto pernikahan dan kembali dari Manor Sinar Rembulan, dia yang minta nomorku tapi aku nggak setuju. Namun, setiap hari dia memintanya, jadi aku akhirnya setuju."
Agam membungkuk dan mengusap lembut kepalanya dengan tangan besarnya. "Saat aku nggak ada, jangan hiraukan pria itu."
Pamela berkedip penasaran. "Dari awal aku juga nggak mau menghiraukannya! Tapi, paman, dia itu teman baikmu. Apa aku nggak perlu bersikap sungkan dengan temanmu?"
Agam menatap matanya dan berkata, "Kamu nggak pe

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link