Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 6 Apa yang akan Kamu Lakukan kalau Orang Hari Ini Adalah Aku?

Aku ditarik bangun dari tempat tidur oleh Michael. "Bagaimana kamu masih bisa tidur?" Pria itu mencekik leherku dengan kedua mata yang memerah. "Kalau nggak? Aku harus apa?" jawabku dengan nada menantang. "Kenapa kamu mencelakai Selena?" Michael hampir mencekikku sampai mati, lalu menampar wajahku. "Apa kamu benar-benar berpikir aku nggak akan melakukan apa-apa padamu?" ujarnya sambil menggertakkan gigi. "Aku sudah mengatakannya. Aku akan menghajarnya sampai mati kalau dia datang menemuiku," balasku. "Dia nggak pernah menyakitimu, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?" tanya Michael. "Michael, kalau hari ini aku yang tergeletak di diskotik itu, apa yang akan kamu lakukan?" Aku bertanya dengan nada dingin sambil menutupi wajahku. Aku melihat ekspresinya membeku. Aku merangkak ke meja samping tempat tidur untuk membuka laci, lalu mengangkat cangkir teh itu dengan tisu. Aku berdiri, berjalan ke hadapannya, lalu berujar, "Cangkir teh ini dibuat oleh Bibi Winda. Apa kamu ingin mencari orang untuk memeriksanya? Di atasnya ada sidik jarinya, aku nggak bisa memalsukannya." "Apa maksudmu?" tanya Michael dengan bingung padaku. "Sebaiknya kamu tanyakan dengan baik pada Bibi Winda apa yang sudah dilakukan Selena, juga apa yang sudah mereka rencanakan bersama," ujarku. "Oh ya, kamu juga sebaiknya memeriksa kaki Selena dengan baik. Kalian sudah menikah selama ini, tapi kamu bahkan nggak mengetahui hal ini? Heh, jangan menyalahkanku atas konflik keluarga kalian. Apa semua orang yang cacat itu karena aku? Orang yang banyak berbuat jahat pasti akan mendapatkan balasan. Kamu periksa dulu dengan jelas, baru memutuskan bagaimana akan mengurusku!" Aku membalikkan tubuh untuk naik ke tempat tidur, lalu bersandar di kepala tempat tidur karena aku merasa sedikit pusing. Michael membawa cangkir teh keluar sambil mencari Bibi Winda. "Minum teh ini." Michael menatap Bibi Winda dengan dingin. "Pak Michael, ada masalah apa dengan teh ini?" Bibi Winda bertanya dengan perasaan bersalah. "Ini adalah teh yang kamu buat untuk Felicia hari ini," ujar Michael. Ketika Bibi Winda mendengar ini, wajahnya langsung memucat. "Pak Michael ...." "Katakan! Apa yang sebenarnya terjadi? Kalau kamu nggak mengatakannya, aku akan meminta polisi membawamu untuk dimintai keterangan," perintah Michael. "Jangan, Pak Michael. Aku sudah bekerja di Keluarga Jawara selama bertahun-tahun. Meskipun aku nggak melakukan jasa besar, setidaknya aku sudah bekerja keras. Aku memiliki anak yang masih bersekolah, aku nggak bisa dibawa ke kantor polisi," kata Bibi Winda sambil menangis. "Kalau begitu, katakan yang sebenarnya," desak Michael. "Nyonya yang menyuruhku melakukan ini," jawab Bibi Winda. "Kenapa?" tanya Michael. Bibi Winda menjawab, "Nyonya ingin mengajak Felicia pergi keluar." "Kenapa dia ingin mengajaknya pergi keluar?" tanya Michael lagi. "Aku nggak tahu." Bibi Winda menggelengkan kepala. "Kamu nggak tahu? Kalau kamu nggak tahu, kenapa kamu bisa mengetahui di mana Selena berada?" kata Michael. "Nyonya hanya mengatakan ingin sedikit menghukum Felicia. Aku benar-benar nggak tahu apa yang akan terjadi." Bibi Winda melirik Michael diam-diam. "Kemasi barang-barangmu dan pergi dari sini! Jangan sampai aku melihatmu lagi!" Michael berdiri, lalu berjalan keluar. "Pak Michael, tolong jangan," mohon Bibi Winda. "Kalau kamu nggak pergi juga, aku akan meminta polisi membawamu pergi," ujar pria itu dengan tegas. Bibi Winda tidak menyangka bahwa Michael akan mengusir dirinya yang sudah bekerja selama bertahun-tahun di Keluarga Jawara hanya demi Felicia! Apa dia sudah bertaruh pada orang yang salah? Apakah Selena tidak lebih penting daripada wanita murahan itu? Michael tidak pernah datang lagi ke kamarku. Vila tampak sangat sunyi. Sepertinya pria itu sudah pergi. ... Ketika Michael sampai di rumah, Selena menatapnya dengan penuh harap. "Michael, apa kamu sudah mengusir Felicia?" "Katakan yang sebenarnya, untuk apa kamu pergi menemuinya?" tanya Michael. "Michael, apa dia mengatakan sesuatu padamu lagi?" balas Selena. "Aku sudah mengatakan jangan menemuinya lagi. Kenapa kamu nggak mendengarkan?" kata pria itu. "Sekarang yang dirugikan dan terluka itu aku! Dia yang mengirimku ke tempat itu! Aku sudah dilecehkan oleh begitu banyak orang. Aku ini seorang wanita!" teriak Selena dengan histeris. "Kenapa kamu menyuruh Bibi Winda memberinya obat?" Wajah Selena berubah pucat. "Bibi Winda sudah mengakuinya," jelas Michael. "Michael, aku nggak melakukannya! Mereka pasti bersekongkol! Aku juga nggak menyakitinya! Sekarang akulah yang dirugikan olehnya!" jelas Selena. "Selena, sebaiknya kamu jangan menemui dia lagi. Aku nggak akan mengulangi kata-kata ini lagi. Ini adalah terakhir kalinya. Kalau nggak, kalau terjadi sesuatu padamu lagi ..." kata Michael. Hari ini Felicia bertanya kepadanya apa yang akan dia lakukan jika Felicia yang terbaring di diskotik. Ya, apa yang akan dia lakukan jika itu Felicia? Siapa suruh dia mencintai Felicia? Meskipun wanita itu sangat kejam, Michael tetap mencintainya. "Michael, apa kamu benar-benar akan memperlakukanku seperti ini?" tanya Selena dengan tidak percaya. "Semuanya memiliki sebab akibat, apa kamu mengerti?" Michael tidak berbicara lagi dengan Selena, langsung pergi ke ruang kerjanya. Selena mengepalkan tangannya dengan erat. Dia harus membalaskan dendam ini. Dia akan membuat Felicia membayar harga atas perbuatannya!

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.