Bab 1806 Pertempuran Melawan Cacus
Cacus membuat lubang yang cukup besar di dinding. Tubuhnya melayang hingga ratusan meter ke belakang sebelum akhirnya tersungkur menyentuh tanah. Tyr tidak berhenti di situ. Sebaliknya, dia mengambil langkah yang cepat untuk bergerak ke depan dan bergegas menyerang Cacus sekali lagi.
Pada saat ini keduanya kembali bertarung di luar ruangan. Kekuatan yang cukup menindas yang sangat menakutkan kini telah menghilang tanpa jejak setelah keduanya bertempur di luar ruangan.
Baik Vulcan dan Asger mampu merebut kembali kebebasan mereka. Jelas mereka merasa takjub saat keduanya saling memandang satu sama lain.
"Ayah, apakah ini kemampuan dari sosok Demigod?" Asger menyeka keringat dari dahinya dan tersentak dengan perasaan takut. “Ini sangat menakutkan! Apakah Tyr dapat mengalahkan Cacus?”
Dengan berhati-hati Vulcan hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Ini bukan lagi sesuatu yang bisa kita duga-duga."
Kardinal, Penjaga Agung, dan yang lainnya tampak berlarian menuju studio pada saat yang sama. Vulcan dan Asger juga masih berada di dalam studio ketika sekelompok orang itu tiba, tetapi tak satu pun dari mereka yang berani melakukan apa pun. Mereka lebih merasa khawatir tentang siapa sosok yang akan memenangkan pertempuran antara Tyr dan Cacus saat ini. Sedangkan yang lainnya tidaklah begitu penting.
Sementara itu, Cacus terhempas oleh pukulan Tyr, namun tidak ada sedikitpun luka yang tertera pada tubuhnya saat dia berusaha untuk bangkit kembali.
Kemampuan dari tubuh suci untuk dapat menahan serangkaian serangan memang tidak dapat diragukan lagi karena benda itu memiliki ukuran yang lebih besar daripada tubuh manusia. Cacus bisa dengan mudah menghindari rentetan pukulan Tyr, tetapi dia tidak melakukannya. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa menakutkan tubuh suci ini dapat menahan serangan yang begitu kuat.
Cacus jelas merasa senang dengan hasilnya karena tubuh suci itu tidak terluka setelah menahan serangan pukulan dari Tyr.
Tyr menatap Cacus, yang telah kembali berdiri lagi, alisnya sedikit berkerut. Dia memiliki firasat yang buruk.
"Giliranku sekarang!" Cacus mengeluarkan raungan yang rendah sebelum berhasil menebas leher Tyr dengan ganas melalui Pedang Surgawi yang berada dalam genggamannya.
Tyr tidak berani bertindak gegabah saat serangan brutal itu mulai menuju ke arahnya. Dia menangkis serangan itu terlebih dahulu, lalu mengayunkan pedangnya dengan energi vitalitas tiraninya. Cacus di sisi yang berlawanan tampak bergerak dan muncul di depannya sebelum dia bisa menghela napasnya dengan lega.
Trang, trang, trang!
Cacus terus mengayunkan Pedang Surgawi, sementara Tyr mengayunkan Ormr Dagger miliknya. Dalam sekejap mata, keduanya telah bertarung selama ratusan putaran hingga membawa keduanya menuju ke sebuah pulau yang berada di laut yang lepas.
Angin laut bertiup, ombak bergulung, dan energi vitalitas tampak mengalir keluar dari telapaknya. Dua angin puyuh kecil terbentuk dari energi vitalitas yang menopang tubuh keduanya di atas permukaan laut, seolah-olah keduanya sedang terbang di atas langit.
Tubuh mereka bisa terangkat oleh energi vitalitas setelah menjadi sosok Demigod, tapi itu tidak akan bertahan lama, dan mereka hanya bisa mencapai ketinggian yang terbatas.
Dalam beberapa hal, Demigod hanya bisa terbang di atas ketinggian rendah sekitar dua atau tiga meter di atas permukaan tanah. Dengan kata lain, mereka hanya bisa disebut meluncur. Tidak akan berhasil jika mereka ingin terbang seperti burung yang ada di atas langit.
Tidak ada lagi kata-kata yang harus diucapkan oleh kedua belah pihak. Cacus kembali mengangkat Pedang Surgawi yang ada di tangannya lagi dan menebasnya kearah Tyr.
Dari atas langit, tampak turun seberkas cahaya pedang berwarna hitam. Hingga memberlah Laut menjadi dua bagian yang saling berjauhan sebelum akhirnya mereka mendarat.
Tyr tidak punya waktu untuk bisa menghindar, jadi dia memutuskan untuk tidak menahan serangan Cacus dengan Ormr Dagger miliknya. Dia mendengar suara yang rapuh ketika kedua senjata itu saling bertabrakan. Detik berikutnya yang dia tahu, Ormr Dagger yang ada di tangannya terbelah menjadi dua bagian oleh Pedang Surgawi.
Ormr Dagger itu telah hancur!
Terkejut, Tyr merasakan kekuatan yang kuat terhubung dengan tubuhnya. Tubuhnya diledakkan oleh kekuatan ini dan terus meluncur ke belakang, mencengkeram setengah dari bilah Ormr Dagger yang patah yang ada di tangannya.
Tyr tidak berhenti sampai dia meluncur lebih dari seratus meter. Jantungnya berdebar cukup kencang saat dia memegang Ormr Dagger yang patah di tangannya.
Sahabat Tyr, Isaiah, adalah orang yang telah memberinya belati milik keluarganya. Tyr sudah lama bersama dengan senjata saktinya itu. Dia tidak tahu dari mana Ormr Dagger itu berasal, tapi benda itu selalu menjadi senjata paling praktis yang pernah digunakan oleh Tyr. Tidak hanya bentuknya yang keras, tetapi juga dia sangat tajam.
Dan sekarang, Ormr Dagger itu benar-benar telah terbelah menjadi dua bagian.
Jelas saat ini Tyr tengah berubah menjadi sangat emosi. Dua angin puting beliung seketika muncul dari permukaan tanah yang ada di bawah kakinya saat dia menggerakkan kedua tangannya. Percikan air itu langsung berubah menjadi sebuah bentuk pedang ketika dia menyatukan kedua tangannya.
"Pedang Surgawi!"
Pada saat itu, Notus telah mengajari Tyr tentang ilmu keterampilan pedang. Meskipun keterampilan pedang miliknya tidak terlalu kuat, namun hal itu cukup menakutkan ketika Tyr menggunakan kekuatan kultivasi tingkat Demigod untuk memanifestasikan ketajamannya.
Sedangkan Cacus, berjalan mundur hingga beberapa meter, sambil memegang Pedang Surgawi yang ada di tangannya, mencoba untuk menahan serangan dari Tyr.
Kedua kekuatan itu akhirnya saling bertabrakan dengan cara yang sangat mengerikan, menimbulkan gelombang setinggi puluhan meter hingga meletus di atas permukaan laut yang ada disekitarnya. Keduanya saling menyerang setelah pukulan demi pukulan saling dilontarkan.
Tyr berhasil dikalahkan oleh Cacus setelah menjalani ratusan pertempuran, terutama karena dia tidak lagi memiliki senjata di tangannya, yang sangat membatasi kemampuan tempurnya. Ketergantungannya yang terbesar adalah pada keterampilan pedangnya dari awal sampai akhir, tetapi sekarang dia tidak memiliki senjata, posisinya benar-benar tersudut.
Cacus terus menebas Tyr dengan serangan dari sisi yang berlawanan, dan tak lama kemudian luka segera muncul di dada Tyr. Semburan darah segar seketika menodai pakaiannya.
“Ini tidak akan berhasil! Aku butuh pisau!” Tyr tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan rasa sakit yang membakar dari lukanya. Tatapannya terpaku pada Pedang Surgawi yang ada di tangan Cacus.
"Pisau Surgawi itu adalah milikku!" Tyr menggeram dengan pelan.
Arti mendalam dari Jurus Tujuh Formasi Pedang terus berkecamuk di dalam benaknya, yang mendorongnya untuk memanggil pedang ini dari arah Cacus. "Datanglah padaku!"
"Apa yang sedang terjadi?"
Cacus merasakan bahwa Pedang Surgawi yang ada di tangannya telah terlepas dari genggamannya. Benda itu mulai bergetar tak terkendali seolah-olah dia tengah berusaha untuk melepaskan diri dari belenggunya.
Cacus menuangkan energi vitalitas ke dalam Pedang Surgawi dengan cepat, mencoba menggenggamnya dengan erat.
Sedangkan di sisi lain, Tyr tengah berusaha untuk melakukan jurus Tujuh Formasi Pedang dari udara yang tipis, yang membuat Pedang Surgawi menjadi semakin gelisah.
Terdengar sebuah suara yang tipis. Pedang Surgawi mulai melepaskan diri dari kendali Cacus dalam sekejap, terbang secepat aliran cahaya, dan bergegas menuju Tyr.
Cacus juga berusaha untuk merebut kembali Pedang Surgawi miliknya, tapi dia gagal.
Dalam sekejap mata, pedang itu sudah berpindah ke tangan Tyr. Dan tiba-tiba dia merasa jauh lebih nyaman pada saat ini.
"Membelah Bumi!" Tyr mengangkat pedangnya dan menebas tubuh Cacus, yang hendak bergegas, tanpa berhenti sedikitpun.
Laut di bawah kakinya tampak terpisah tanpa memiliki batas. Pedang Tyr mulai menebas Cacus secara langsung.
Ledakan suara yang menggelegar meletus dari tubuh Cacus. Sebuah tanda yang panjangnya lebih dari satu jari muncul tepat diatas dadanya. Tubuh suci, yang terbuat dari sekumpulan besi langka, dengan bentuknya yang sangat keras, namun berhasil ditebas oleh Tyr serta meninggalkan bekas di atasnya.
Tentu saja, Cacus merasa terkejut.