Bab 1812 Ada Sesuatu yang Salah
"Semuanya, berdirilah." Renard melipat tangannya di belakang punggungnya dan berjalan keluar ruangan. Carwyn langsung bergegas mengikutinya.
Renard kembali memerintahkan, “Kematian Vlad sudah ditentukan. Dia memang tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang Demigod. Namun, aku akan memastikan pembalasan untuk kematiannya. Cari informasi tentang pria yang membunuh Vlad.”
"Baik, Renard!"
Setengah jam kemudian, Renard kembali bermeditasi di dalam ruang tidurnya tempat dia dulu tinggal dalam posisi bersila.
Carwyn masuk kedalam ruangan dengan membawa setumpuk dokumen di tangannya. Dia kembali menjelaskan, “Renard, semua yang perlu kau ketahui tentang pria yang membunuh Vlad sudah ada di sini. Kau boleh lihat informasi yang ada.”
Renard mengambil salinan laporan informasi. Dia juga telah melihat sekilas sebelum kedua bola matanya menyipit. “Ternyata Tyr Summers yang berasal dari Istana Regal telah berafiliasi dengan Pasukan Naga.”
Renard langsung teringat oleh sosok tertentu saat Pasukan Naga telah disebutkan. Sosok itu adalah Spartacus sang Pemecah Dunia.
Spartacus telah menaklukkan semua para Demigod dengan tiga tebasan pada saat itu. Dengan demikian, reputasinya yang cukup terkenal di seluruh negeri. Sebuah tebasan darinya telah berhasil mengintimidasi semua Demigod yang ada di Celestial Empire. Selain itu, Renard juga merupakan adalah salah satu Demigod yang terancam oleh Spartacus pada saat itu.
Jejak intimidasi terhadap Spartacus masih melekat didalam hati Renard saat mengingat kejadian itu. Namun, Renard merasa tidak takut padanya karena dia memiliki keyakinan yang penuh pada energi vitalitas tanpa memiliki batas.
“Saat ini Tyr telah dipromosikan menjadi seorang Demigod dengan bantuan medan Naga yang ada di Gunung Helsby. Usianya baru menginjak tiga puluh tahun saat ini. Kemampuannya juga masih jauh dibawah lebih rendah daripada Vlad. Tetap saja, sosok pria ini merupakan seorang jenius yang sudah terkenal di seantero dunia.”
Renard memejamkan sedikit matanya. Setelah menempuh waktu yang cukup lama, pada akhirnya dia mulai membuka matanya. Kemudian dia mendesak, “Siapkan sebuah kapal untukku berlayar ke Istana Kerajaan. Aku akan bertemu dengan orang yang bernama Tyr ini.”
“Baik, Renard!”
Keesokan paginya, sebuah kapal besar mulai berlayar dari pelabuhan Kota Hathe City dan langsung bergerak menuju Istana Regal.
***
Secara bersamaan, di dalam kamp Pasukan Naga di kaki Gunung Helsby.
"Ada yang tidak beres, Tuanku!" Naga Hijau tampak berteriak saat dia menerobos ke halaman belakang Silas.
"Apa yang tengah diributkan?" Silas langsung bertanya.
"Aku baru saja menerima kabar bahwa Renard dari keluarga Balch telah meninggalkan pengasingannya," jawab Naga Hijau dengan cepat. “Saat ini dia telah menuju ke Pulau Komodo.”
"Apa? Mengapa begitu cepat?" Silas bertanya dengan wajahnya yang sedikit cemberut.
"Betul sekali. Kapal mereka akan segera tiba di Pulau Komodo paling lambat besok,” lapor Naga Hijau.
"Di mana kondisi Tyr saat ini?"
“Kudengar Tyr sedang pergi ke wilayah Laut Selatan untuk mengembalikan Baju Besi,” jawab Naga Hijau. “Tapi sayangnya keluarga Irons telah dihancurkan beberapa waktu yang lalu. Seharusnya Tyr harus pergi untuk mengurus situasi. Aku mencoba untuk meneleponnya, tetapi aku tidak dapat menghubunginya.”
“Bahkan jika Tyr sudah berada di Pulau Komodo pada saat ini, mungkin dia bukan tandingan dari Renard karena dia baru saja memasuki Alam Demigod,” ucap Silas dengan sungguh-sungguh. "Tidak. Aku harus segera melaporkan masalah ini.”
Silas telah mengeluarkan ponselnya dan menelepon Markas dari dari Pasukan Naga, berharap Maxime dapat menemukan cara untuk menghentikan Renard.
Sedangkan Maxime, justru sebaliknya, tidak memberikan tanggapan yang jelas tentang hal ini. Dia hanya berkata, "Ikuti saja arusnya."
"Ikuti arus?"
Silas sudah memiliki beberapa ide yang ada di dalam benaknya ketika menerima tanggapan ini. Dia memiliki gambaran yang kasar tentang apa yang Maxime rencanakan.
Maxime telah memberitahukan kepada Pasukan Naga agar tidak perlu ikut campur dengan masalah yang terjadi antara Tyr dan Balch. Mungkinkah Maxime telah meramalkan sesuatu dan karena itu dia tidak peduli bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi pada Tyr?
Mendengarkan saran yang telah diberikan, kemungkinan besar akan ada pilihan lain. Pasukan Naga sudah terikat oleh peraturan dan batasan tertentu karena keluarga Balch merupakan salah satu dari Sembilan Kredo terbesar. Status mereka telah membuat pasukan ini merasa kesulitan ikut campur tangan.
Tyr bisa berada dalam bahaya yang besar jika keduanya memiliki peran dalam masalah ini.
"Tidak. Kami tidak ingin menjadi seekor bebek yang hanya bisa duduk dan berdiam diri.” Silas menjadi semakin gelisah saat dia menutup teleponnya. “Kemasi barang-barangmu sekarang juga. Kita harus segera berangkat ke Pulau Komodo!” Dia kembali memerintahkan.
***
Pada saat yang sama, di lereng bukit yang suram.
Saat itu waktu sudah menunjukkan siang hari, tetapi gunung yang diselimuti oleh lapisan awan gelap yang tebal. Memiliki efek yang sangat menyedihkan bagi semua orang.
Untuk waktu yang cukup lama, lereng perbukitan ini telah berubah menjadi tandus. Tempat itu benar-benar telah ditutupi dengan kuburan yang sudah lama ditinggalkan.
Kuburan ini tampaknya cukup tua. Banyak dari bangunannya yang terkesan rumit. Meskipun makam-makam ini tidak terawat hingga selama bertahun-tahun, namun kemewahan dari bangunan itu masih terlihat dengan jelas.
Banyak lubang yang muncul di belakang makam ini, menunjukkan bahwa para bangunan ini telah dikunjungi oleh para perampok makam.
Pada saat itu, beberapa orang pria sedang berdiri di samping sebuah kuburan yang besar yang ada di tengah-tengah pegunungan. Mereka memegang berbagai alat dan berusaha untuk menggali kuburan. Salah satunya, seorang pria paruh baya berkulit gelap, hendak memasuki kuburan melalui lubang-lubang ini.
"Tentu saja! Kali ini, kita akan menghasilkan banyak uang! Makam ini milik Vraniel Dynas pejabat tingkat kedua. Pastinya ada banyak sekali harta karun yang tersembunyi di dalam makamnya, Kalian harus mengawasi dari luar untuk memastikan bahwa kita dapat menjalankan operasi kita dengan lancar,” ucap pria paruh baya itu dengan bersemangat sambil bergerak turun menuju ke dalam lubang makam.
"Oke bos. Kau harus bergerak turun dengan cepat. Kami pasti akan mengawasi situasi yang ada di sekitarnya. ”
Pada saat yang sama, dua sosok manusia yang ada di dasar lereng bukit perlahan-lahan tengah berjalan menuju ke arah kuburan tandus.
Orang yang berada di depan mengenakan pakaian berwarna merah, sedangkan orang yang ada di bagian belakang tengah berada diatas kursi roda.
Kursi roda ini telah dibuat dengan bahan dan pengerjaan yang berkualitas tinggi. Benda itu sepenuhnya telah diubah dalam bentuk mekanis dan dijalankan secara otomatis. Bahkan saat dia meluncur menuruni area perbukitan akan terasa sama dengan cara dia berjalan di atas permukaan tanah.
“Tuan, apakah Senior Silas telah memanggilmu karena ulah dari bosku?” tanya Jim.
"Ya. Renard telah muncul dari pengasingannya,” ucap Maxime dengan anggukan. "Saat ini dia sedang dalam perjalanan menuju ke Istana Kerajaan untuk membalaskan dendam pada bosmu."
Ekspresi Jim biasanya terlihat tenang, tetapi saat ini dia tampak sedikit khawatir. Dia bertanya, "Tuan, apakah kita harus...?"
“Tidak perlu.” Maxime hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya sepertinya dia tidak peduli dengan keselamatan Tyr dan juga yang lainnya. "Jangan khawatir. Renard tidak bisa menyakiti bosmu,” dia sedang mencoba untuk meyakinkannya.
"Benarkah?" Jejak kekhawatiran berangsur-angsur mulai sirna dari wajah Jim. Dia percaya bahwa Maxime tidak akan pernah berbohong padanya.
“Guru, kau telah membawaku dalam perjalanan keliling dunia dan mengajariku banyak hal selama masa-masa itu. Apa rencana kita hari ini? Tempat ini sangat menakutkan, apa mungkin ada hantu yang berkeliaran di sekitar sini.”
Selama waktu berlalu, Jim telah mengikuti Maxime berkeliling dan telah melihat banyak kejadian aneh. Dia juga bahkan telah melihat begitu banyak hal yang tidak sesuai dengan pandangannya terhadap dunia. Jim juga telah mempelajari banyak teknik dan juga formasi metafisika yang mendalam. Jadi, bahkan jika sesok hantu muncul di hadapannya saat ini, tentu saja dia tidak akan terkejut.
Maxime melihat ke arah jalan yang menghadap ke atas gunung. "Hari ini, kami telah melangsungkan sebuah permainan," jelasnya. “Tapi, sayangnya aku bukan sosok pemainnya. Kau boleh menganggapku sebagai ujianmu. Aku hanya ingin melihat hasil analisamu saja. Saat ini, aku menyerahkan semua keputusan ini padamu apakah kau akan menangkap kucing itu.”